Informatika Mesir
Home Hard News Tiga Kali Masuk Penjara di Mesir, Reporter TV One: Kalau Bukan Kita yang Bergerak, Siapa Lagi?

Tiga Kali Masuk Penjara di Mesir, Reporter TV One: Kalau Bukan Kita yang Bergerak, Siapa Lagi?

Informatikamesir.net, Kairo — “Saya terdaftar di Intelijen Mesir dan itu beritanya selalu diawasi. Kalau saya sentil berita pemerintahan dikit, langsung saya dipanggil. Dan selama di sini ini udah masuk penjara 3 kali,” ungkap Amran Hamdani selaku Reporter TV One dalam acara Talkshow yang diadakan oleh Radio PPMI Mesir pada Senin (4/11) dan bertempat di Auditorium Wisma Nusantara lt.1.

Amran Hamdani mengaku bahwa hal tersebut sempat membuatnya takut dan down. Namun ia menegaskan kesiapannya untuk menjadi jurnalis di lingkup Timur Tengah ini kepada salah satu kru Informatika.

“Kalau bukan kita yang bergerak, siapa lagi?”, tegas Amran.

“Kalau kita sudah nyerah sampai di sini aja, yah kita tidak bisa mengeksplorasi diri kita sendiri untuk bisa lebih maju. Justru pengalaman-pengalaman itu yang bisa membuat kita ke depan mungkin lebih hati-hati,” lanjutnya.

Reporter lulusan Universitas Al-Azhar Mesir ini pun menceritakan kronologi kejadian yang membuatnya harus masuk penjara tersebut.

Pertama kali, saat ia ditugaskan untuk meliput kondisi di jalur Gaza sekitar tahun 2014 silam. Untuk bisa sampai tujuan, ia memang harus melewati jembatan As-Salam menuju kota El Arish, Mesir.

Dalam perjalanannya, Amran Hamdani sempat memotret gambar jembatan itu dari jauh, sambil tangan satunya mengemudikan mobil. Namun saat sudah dekat jembatan, ternyata diadakan pemeriksaan dadakan.

Beberapa mobil di depan Amran Hamdani hanya diperiksa sewajarnya. Ketika tiba gilirannya, petugas justru memeriksa hampir ke semua bagian mobil. Ia mengaku sempat menjawab tidak saat ditanyakan oleh petugas “Apakah memotret jembatan As-Salam?”.

Amran tak dapat mengelak lagi ketika dikatakan bahwa mereka telah mendapat laporan tersebut dari salah seorang petugas yang memantau kendaraannya dari jauh.

Ditambah lagi, petugas yang lain menemukan kameranya di bagian belakang mobil. Akhirnya reporter TV One tersebut tidak bisa berbuat apa-apa dan dibawa ke tempat penginterogasian oleh tentara Mesir.

Mereka lalu memasukkannya ke dalam penjara pos kepolisian wilayah sekitar selama kurang lebih 24 jam, hingga tiba proses identifikasi dari pusat bahwa ia dinyatakan tidak melakukan tindakan yang mencurigakan.

Peristiwa kedua terjadi di Tahrir, Mesir. Ketika ada demo, Amran banyak mengambil gambar di area itu. Tiba-tiba muncul seorang petugas Mesir tanpa seragam, meminta keterangan darinya.

Setelah diperiksa isi kamera, ditemukan beberapa gambar tank tentara Mesir dan sebagainya. Karena gambar-gambar tersebut, Amran pun dibawa ke kantor Kepolisian. 

Adapun peristiwa ketiga juga bertempat dan berlatar belakang kejadian yang sama. Hanya saja kala itu, ia dipenjara selama beberapa jam saja.

Meski begitu, reporter TV One ini masih tetap eksis dalam meliput berbagai kejadian di Mesir. Bahkan menurutnya, ada banyak sekali peristiwa, tentang politik Mesir yang ia liput dan naik ke pemberitaan.

Seperti halnya kasus kudeta yang menimpa mantan presiden Mesir, Muhammad Mursi. Begitu juga saat presiden As-Sisi naik menjadi Presiden Mesir. Ada juga berita tentang pengeboman di wilayah Giza, pengeboman di Kedutaan Itali, serta kejadian di mana pihak KBRI Kairo melakukan penyelamatan terhadap WNI ke Rafah, Jalur Gaza.

Di samping itu semua, Amran juga berbagi pengalamannya ketika dirampok oleh penduduk setempat di wilayah Hay Asyir. Waktu itu, ia sedang ingin melakukan live report karena mendapat perintah langsung dari pusat.

Amran pun sempat melihat ada beberapa orang Mesir yang berjalan mengitarinya. Saat hitungan mundur, tiba-tiba orang Mesir tadi memukul dari belakang dan mengambil laptopnya.

Pencuri itu sempat terkejar tapi gagal ditangkap karena ada temannya yang menjemput menggunakan motor. Amran yang tak kuat menahan motor tersebut, akhirnya terseret hingga jatuh terkapar, dan sedikit mengalami luka-luka.

Terakhir, Amran Hamdani berpesan kepada Masisir, terkhusus para jurnalis, bahwa Mesir ini merupakan negara ketiga yang paling banyak menangkap seorang wartawan.

Ia menekankan bahwa sebagai seorang jurnalis di negara ini, kewaspadaan harus selalu dijaga terkait keamanan Mesir itu sendiri. Apalagi ketika ingin meliput berita di tempat-tempat umum seperti madrasah, pasar, dan sebagainya.

“Selama ranah liputannya itu masih mencakup internal, artinya kegiatan mahasiswa itu sendiri, dan juga misalnya kegiatan di KBRI, PPMI, musa’adah-musa’adah atau kegiatan sosial, itu sih aman. Asalkan jangan terlihat aja di tempat umum,” ujarnya menambahkan.

Reporter: Defri Cahyo Husein

Editor: Muhammad Nur Taufiq al-Hakim

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad