Informatika Mesir
Home Aktualita Tanggapi Permintaan Pembatasan Jumlah Camaba Al-Azhar, Dirut PUSIBA: Itu Yang Nganggur di Kairo, Suruh Pulang!

Tanggapi Permintaan Pembatasan Jumlah Camaba Al-Azhar, Dirut PUSIBA: Itu Yang Nganggur di Kairo, Suruh Pulang!

Direktur PUSIBA dalam SDC. (Sumber: Kanal Youtube PPMI Mesir TV)

Informatikamesir.net, Kairo – Menanggapi permintaan pembatasan jumlah Calon Mahasiswa Baru (Camaba) Al-Azhar Kairo oleh Khairil Ansyari, Aktivis Sosial Pelajar dan Warga Negara Indonesia (WNI) di Mesir, Muhammad Arifin menegaskan, tidak ada yang berhak membatasi setiap orang untuk belajar, karena hal itu diatur dalam undang-undang dan Islam memerintahkan hal tersebut. Terkait dengan kekhawatiran membludaknya mahasiswa Indonesia di Mesir, ia mengatakan bahwa titik persoalannya bukan hanya pada Camaba yang datang, tapi juga pada mahasiswa lama yang sampai saat ini belum pulang dan berkiprah di tanah air.

“Siapa kita untuk membatasi orang yang mau belajar? Agama menyuruh belajar, mereka berangkat biaya sendiri, kenapa kita batasi? Yang seharusnya dibatasi itu yang nganggur di Kairo tidak pulang-pulang. Suruh pulang itu!” Ungkap Arifin dalam acara Students Dialogue Community (SDC) edisi Oktober PPMI Mesir yang digelar di Auditorium Wisma Nusantara, Rabu, (7/10).

Masih dengan anggapan membludaknya Camaba Al-Azhar hingga 1500 orang, Arifin berharap tidak risau dengan angka tersebut. Menurutnya, 1500 Camaba itu tidak akan berangkat sekaligus ke Mesir karena banyak dari mereka menempati kelas mubtadi yang notabenenya tidak bisa kuliah tahun ini.

Selain itu, Arifin juga memaparkan, perbandingan jumlah penduduk Indonesia dengan mahasiswa di Mesir belum seimbang, sementara tantangan dakwah di Indonesia besar. Menurutnya tidak masalah dengan banyaknya mahasiswa yang berangkat menempuh studi ke Mesir, karena hal tersebut akan meningkatkan jumlah dai di Indonesia.

“Tantangan dakwah di Indonesia besar. Kristenisasi masih ada, muslim-muslim di pelosok belum terbina dengan baik, liberalisasi makin berkembang. Maka dari itu kita memerlukan dai-dai yang berpikiran wasatiyah, dan itu adanya dari mahasiswa Al-Azhar,” ujar Arifin, Direktur Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (PUSIBA).

“Sekali lagi kami berharap yang di sana ayo pulang. Kami pengurus OIAA di Jakarta siap menampung, membantu berpikir bersama mencari jalan  keluar terbaik untuk umat dan bangsa ini,” pungkasnya lagi.

Reporter: Muhammad Adisurya Pahlawan

Editor: Defri Cahyo Husain

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad