Informatika Mesir
Home Hard News Setelah Setahun Kelas Bahasa, Pelajar Indonesia Siap Kuliah di Al-Azhar Tahun Ini

Setelah Setahun Kelas Bahasa, Pelajar Indonesia Siap Kuliah di Al-Azhar Tahun Ini

Foto: azhar-ali.com
Kairo, Informatikamesir.com–Hari ini, Rabu, 5 September 2018 beberapa pelajar Indonesia kedatangan tahun 2017 menghadapi ujian akhir pada  kelas persiapan bahasa. Ujian ini adalah ujian terakhir bagi para pelajar Indonesia sebelum masuk ke jenjang perkuliahan di Universitas Al-Azhar, Kairo. Melihat proses ujian yang berjalan dengan khidmat dan lancar, para pelajar Indonesia dirasa sudah siap untuk lanjut ke jenjang perkuliahan.
Seperti penuturan ustaz Nabil Musthofa, salah seorang guru DL (Daurah Lughah)  yang sudah berpengalaman dalam mengajar para pelajar  dari Indonesia, “Pelajar Indonesia adalah pelajar yang sungguh-sungguh dalam belajar, karena itu insya Allah mayoritas dari mereka akan najah (lulus) dan siap untuk naik ke jenjang kuilah tahun ini.”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh  beberapa peserta ujian, bahwasannya ujian kali ini dianggap tidak terlalu sulit dan bisa diselesaikan pada waktunya. Hal itu membuatnya merasa optimis bahwa ujian ini akan mendapatkan hasil yang terbaik.
“Sebetulnya soalnya gak terlalu sulit, paling hanya beberapa yang dibagian qira’ahnya aja yang rada susah. Tapi secara keseluruhan soalnya bisa dikerjakan dengan lancar. Insya Allah najah lah,” tutur salah seorang peserta ujian, Mari Ibrahim, usai mengikuti ujian.
Meskipun begitu, menurut ustaz Nabil, ujian ini juga tidak bisa dianggap remeh dan main-main.  Hal itu dikarenakan jika menganggap enteng ujian ini, kemudian mengerjakannya dengan asal-asalan, maka akan berakibat fatal yang mengharuskannya mengulang mustawa (tingkat/kelas)  kembali. Sebagaimana kejadian pada mustawa  sebelumnya yang mengakibatkan banyak pelajar Indonesia yang rasib (tidak lulus).
“Akan tetapi jangan anggap remeh ujian ini, karena kalau kita mengerjakan ujian dengan main-main, maka kejadian seperti mustawa sebelumnya mungkin akan terulang kembali. Sekitar 140 pelajar Indonesia rosib,” tuturnya.
Kelas bahasa ini juga bersifat wajib bagi seluruh wafidin (warga asing) yang akan melanjutkan studi strata satu di universitas Islam tertua Al-Azhar. Pasalnya, kelas bahasa ini bertujuan untuk menunjang modal bahasa dalam proses pembelajaran di perkuliahan nanti. Karena itulah pelajaran yang dirangkum dalam diktat hanya seputar bahasa dan ikhtisar dari pelajaran yang akan dipelajari di kuliah. 
Hanya saja permasalahannya adalah apa yang dipelajari di kelas bahasa dengan di kuliah ataupun di lingkungan luar, bahasanya sedikit berbeda. Jika di kelas, bahasa yang digunakan adalah bahasa fusha (bahasa baku) sedangkan diluar ataupun di perkuliahan beberapa dosen menggunakan bahasa ammiayah (bahasa kampung/tak baku).
Namun, permasalahan ini akan terjawab seiring berjalannya waktu, karena modal mufrodat (kosa kata) yang dipelajari di kelas bahasa akan sangat membantu dalam memahami bahasa ammiyah. Hal ini dapat dirasakan ketika bermuamalah dengan warga Mesir ataupun di perkuliahan yang menggunakan bahasa ammiyah.
“Sesungguhnya permasalahan terbesar yang dihadapi oleh pelajar asing, khususnya Indonesia adalah bahasa ammiyah. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, mufrodat yang mereka pelajari di kelas akan sangat membantu ketika berhadapan dengan seseorang yang berbicara dengan bahasa ammiyah,” papar ustaz Ramadhan Sa’ad, salah seorang guru di kelas bahasa.
Reporter: M. Fatahillah Abdurrahman 
Redaktur: Abdul Fatah Amrullah 
Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad