Informatika Mesir
Home Hard News Senat Usuluddin Harap Tabaadul Ma’luumaat Jadi Rujukan

Senat Usuluddin Harap Tabaadul Ma’luumaat Jadi Rujukan

Pemaparan materi dari ketiga pembicara Seminar Umum Tabaadul Ma’luumaat baina Al-Kulliyaat, Kamis (14/3).
Kairo, Informatikamesir.com – Kamis (14/3) Senat Mahasiswa Fakultas Usuluddin adakan Seminar Umum Tabaadul Ma’luumaat baina Al-Kulliyyaat (Tukar Informasi antar Fakultas) perdana di Aula Griya Jawa Tengah, Madinat Nasr, Kairo. Diisi oleh tiga pemateri mahasiswa pascasarjana universitas Al-Azhar dengan spesialisasi yang berbeda.
Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Usuluddin, Rifki Ramdhani dalam sambutannya menyampaikan, “Pemateri pada pagi hari ini merupakan orang yang ahli dalam bidangnya. Alhamdulillah Tabaadul Ma’luumaat baina Al-Kulliyyaat merupakan jawaban dari kejenuhan kita. Ketika kita dikirim dari Indonesia ke sini mungkin kesan pertamanya adalah kamu pulang harus jadi ulama, harus tahu apa yang semua masyarakat tanyakan, tetapi ketika kita sampai di Mesir mau tidak mau kita harus memilih fakultas masing-masing yang mana setiap fakultas itu mempelajarinya membutuhkan waktu. Untuk menjawab keresahan ini alhamdulillah bersama teman-teman kabinet, kita berusaha menghadirkan Tabaadul Ma’luumaat baina Al-Kulliyyaat di mana di sini kita dihadirkan beberapa pemateri dan akan dijelaskan beberapa hal tentang maddah asaasi (mata kuliah dasar) dari setiap kuliah ini, minimal kita mendapat gambaran umum dari setiap kuliah yang selanjutnya kita bisa kembangkan.”
Pemateri pertama berkaitan dengan Ilmu Hadis, disampaikan oleh Apipuddin ibn Samsuddin, Lc., mahasiswa S2 jurusan Hadis di universitas Al-Azhar Kairo. Dalam pemaparannya menjelaskan tentang mabaadi’ asyroh (sepuluh standar ilmu), “Setiap ilmu itu memiliki mabaadi’ (standar) dan maqaashid (tujuan), sangat aib bagi seorang penuntut ilmu ketika dia ingin mempelajari suatu fann (cabang) ilmu langsung ke maqaashid tanpa terlebih dahulu dia mempelajari mabaadi’, artinya belajarnya berasal dari tergesa-gesa. Tujuan mabaadi’ asyrah adalah supaya kita mengetahui gambaran umum tentang ilmu tersebut.”
“Tidak salah dalam memahami ayat Alquran dan Hadis itulah fungsi Usul Fikih. Kita juga bisa tahu siapa yang berhak mengambil hukum dari Alquran dan Sunah,” jelas Fakhry Emil Habib, Lc. Dipl., mahasiswa S2 spesialis Usul Fikih selaku pemateri kedua.
Ahmad Setriawan Hariadi, Lc., menerangkan tentang Sastra dan Teks Sastra sesuai dengan bidang yang digeluti di jurusan Bahasa dan Sastra Arab universitas Al-Azhar. “Manusia sadar atau tidak sadar selalu punya keinginan untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam dirinya. Begitu juga keinginan supaya orang lain ikut merasakan apa yang ia rasakan. Kegiatan ini orang sering menamakannya fann atau seni. Jika pengungkapan itu menggunakan kata-kata maka itulah sastra.”
Peserta yang hadir turut memberikan apresiasi, salah satunya Fami Mubarok yang berkomentar, ”Acara Senat Usuluddin ini secara umum bagus, tertata rapi, kemudian menghadirkan pemateri yang bagus, pemateri yang handal. Nah ini menurut saya perlu dikembangkan, mengadakan korelasi bersama senat-senat yang lain untuk menghadirkan pemateri-pemateri lain yang handal pada bidangnya masing-masing. Ini perlu dikembangkan karena bidang akademik, kita butuh acara yang seperti ini.”   
Setiap orang dibagikan kertas untuk menuliskan pertanyaan atau kritik dan saran. Selain itu ada juga lomba merangkum materi yang disampaikan dengan batas waktu pengumpulan selama tiga hari. Resume diserahkan ke panitia dalam bentuk file Word. Resume terbaik akan dipublikasikan dan mendapatkan hadiah.
“Kalau berbicara hasil kita berencana dua, menampilkan video tadi dan kita sebarkan, yang kedua dalam bentuk tulisan, jadi ada notula, Insya Allah akan kita masukkan ke web dan ada resume juga nanti, Selain itu acara ini diadakan supaya tidak ada sekat di antara fakultas, tidak ada keegoan dalam fakultas,” jelas Rifki.  
Kepanitiaan ini mengalami kendala dalam hal publikasi, “Kendala dalam hal kepanitiaan ini adalah menginformasikan hal ini kepada khalayak ramai karena hal ini baru, setiap hal yang baru pasti kendala yang dihadapi bagaimana memperkenalkan kepada Masisir (mahasiswa Indonesia di Mesir) untuk menarik perhatian,” ungkap ketua Senat Fakultas Usuluddin ini.
Yusuf Abdullah menambahkan di sela-sela wawancara, “Kemarin ada masukan ketika rapat senat, ingin dicantumkan seperti jurusan Tijarah (Perniagaan), jurusan-jurusan yang jarang orang ambil yang ada di Azhar, ada masukan tapi kita tidak jadikan prioritas, masih ke arah Diraasaat Islaamiyah (Studi-studi Keislaman).”   
Di akhir wawancara ketua Senat Usuluddin berharap, “Harapan yang kita ingingkan dari acara ini yaitu menyadarkan supaya tidak ada keegoan dalam fakultas dan semoga acara ini ada kelanjutannya, ada jilid dua, ada jilid tiga, ada jilid empatnya yang mana kita ingin menghabiskan mata kuliah dasar dalam setiap fakultas ini. Kalau sudah habis nanti, sudah terkumpulkan menjadi resume, tulisan, video kita ekspos ke masyarakat. Setelah habis tidak cukup sampai disitu, mungkin kita sekarang membahas sepuluh standar ilmu, mungkin kita beralih ke diskusi dari setiap mata kuliah dasar.
Reporter: Zaenal Mustofa
Editor: Vivi Noviyantika
Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad