Informatika Mesir
Home Analisis Ringan Ramaikan Gebyar Parahyangan ke-8, KPMJB Suguhkan Tampilan Berbeda

Ramaikan Gebyar Parahyangan ke-8, KPMJB Suguhkan Tampilan Berbeda

Suasana Penampilan Acara Gebyar Parahyangan KPMJB ke-8 pada Jum’at (28/02/20). (Sumber: Dok. DP KPMJB/Asror Maulana).

Informatikamesir.net, Kairo – Jika dua tahun kebelakang Gebyar Parahyangan dibalut dengan corak drama musikal, kali ini, agenda tersebut menampilkan corak yang sangat istimewa dan sarat akan makna sastra, yaitu narasi musikal.

Dengan menyuguhkan tema “Ragam Seni Sangkan Ngahiji, Raksa Agama Mawa Raharja”, Gebyar Parahyangan ke-8 ini diselenggarakan pada Jum’at (28/2/2020) di Aula Pasanggrahan KPMJB.

Keluarga Paguyuban Masyarakat Jawa Barat (KPMJB) memang juaranya dalam menyelenggarakan perayaan. Walaupun acara berlangsung indoor, Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Helmy Fauzy, tetap menyempatkan diri untuk hadir sebelum bertolak ke Indonesia.

Begitu juga dengan Usman Syihab selaku Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Kairo beserta jajarannya.

Staf Penerangan, Sosial dan Budaya, Abu Nashor dan Mayor Heri selaku Asisten Pertahanan KBRI Kairo pun turut ikut serta memeriahkan acara ini.

Pembacaan narasi oleh Dinda Nurul Karimah terdengar ramah di telinga, bahkan berhasil menghanyutkan perhatian para penonton. Diiringi gamelan hingga calung, alunan musik Sunda tak tertinggal dimainkan. Tak heran jajaran PPMI Mesir dan Gubernur Kekeluargaan berbondong-bondong menyertai hingga penghujung acara.

Rofi Dwi Cita selaku ketua panitia mengungkapkan, tidak hanya sajian baru yang di suguhkan. Gebyar Parahyangan yang biasa diselenggarakan di luar Pasanggrahan pun kali ini tampil beda karena beberapa kendala.

“Kesulitan yang dirasa adalah menyatukan semangat ketika sempat terpotong oleh ujian termin satu. Mencari sponsor, karena pada awalnya acara GP dijadwalkan di akhir tahun, dan kebanyakan perusahaan sudah tutup buku di akhir tahun,” jelas Rofi.

Tercatat sebagai kekeluargaan dengan anggota terbanyak, tentu saja dewan pengurus KPMJB ingin menyuguhkan beragam acara menarik untuk warga. Tapi padatnya acara KPMJB menjadi salah satu kesulitan yang dirasakan oleh panitia penyelenggara GP.

“Waktu latihan yang sedikit karena bentrok dengan agenda KPMJB yang padat,” imbuh Rofi saat diwawancarai kru Informatika.

Walaupun GP kali ini dilaksanakan indoor, namun warga KPMJB memberikan tanggapan dan respon yang positif.

“Kesannya sangat berbeda dari sebelumnya yang biasanya di luar kekeluargaan, sekarang di rumah sendiri. Tapi tetap cool acaranya,” tutur Latifah mojang Bogor.

“Budaya Jawa Barat memang begitu banyak, dari yang tradisional sampe modern, kesan dari tahun ketahun melihat GP-8 ini membawa khas Jawa Barat dari seni musik Tradisional maupun modern, peranan penampil sangat menghayati,” ujar Solawatun Zein mojang Sukabumi.

Reporter: Feliani Fahila.

Editor: Muh. Nur Taufiq al-Hakim.

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad