Informatika Mesir
Home Suara Mayoritas Plus Minus Kinerja PPMI Mesir

Plus Minus Kinerja PPMI Mesir

Doc. MPA PPMI Mesir
Informatika Mesir 14/07, Kairo. Tidak ada yang salah dari PPMI Mesir, namun segala sesuatu yang dapat dinilai dapat pula dikembangkan, even the best can be improved. Prof. Dr. K.H Salimuddin Ali Rahman M.A, dalam tulisannya Reinterpretasi Deislamisasi Sejarah Indonesia,  yang dimuat oleh buku Api Sejarah menyatakan bahwa peristiwa sejarah yang terjadi di tengah bangsa Indonesia sampai hari ini, hakikatnya merupakan kesinambungan masa lalu. Ini diperkuat dengan dalil yang dikutip dari QS 59:18 yang menyatakan “perhatikan sejarahmu untuk hari esokmu” , maka mempelajari kinerja pengurus PPMI hari ini adalah salah satu usaha untuk memperbaiki kinerja pengurus ke depannya.
“Kinerja PPMI sejauh ini sudah sangat bagus. Beberapa program dan acara yang diadakan oleh PPMI sudah dapat dirasakan baiknya oleh Masisir,” ujar Hidayatullah, Direktur Ruwaq Azhar yang kerap disapa Cak Dayat. Stevan Guntur, Koordinator PPI Dunia periode 2015/2016 pun mengakui kehebatan presiden PPMI Mesir yang lalu dalam mempersatukan Masisir yang berjumlah tidak sedikit, ini agak berbeda dengan beberapa negara lain yang jumlah mahasiswanya lebih sedikit dibanding Masisir namun lebih sulit disatukan. Stevan pun mengaku salut saat Presiden PPMI tahun 2015/2016, Abdul Ghofur Mahmudin, mengatakan kepadanya bahwa ia akan datang saat ada warganya yang dirampok atau terkena musibah, kenyataan yang agak sulit penerapannya untuk mahasiswa Amerika-Eropa yang penduduknya tersebar dan saling berjauhan, sehingga yang diandalkan di antara mereka adalah sistem delegasi.
Pujian atas keberhasilan presiden dalam mengayomi mahasiswa dengan jumlah sangat banyak ini juga dilontarkan oleh Intan Irani, Koordinator PPI Dunia 2016/2017 yang juga dinobatkan sebagai coordinator PPI Dunia perempuan pertama, dalam diskusinya dengan salah satu kru Informatika. Ia menambahkan “Sejauh ini, kawasan Timur Tengah dan Afrika cukup berkontribusi untuk mewujudkan program kerja kawasan. Untuk lingkup PPI Dunia sendiri, pemimpinnya mau mengambil andil menjadi tim dalam acara cukup besar, yaitu amandemen AD/ART PPI Dunia. Dimana sumbangsih ide dan pemikirannya akan bermanfaat untuk generasi selanjutnya dengan jangka waktu yang cukup lama.”
“Yang saya lihat dari Masisir adalah yang ketika pemimpinnya berkata A maka ikut berkata A, perbedaan yang cukup mencolok jika dibandingkan dengan mahasiswa Amerika-Eropa yang sangat mengkritisi setiap ujung kuku kebijakan yang dimunculkan oleh presiden, sehingga presiden seperti sedang sidang thesis setiap kali memunculkan suatu keputusan,” ujar Stevan lagi. Ia menyimpulkan bahwa kapablitas nomor satu yang harus dimiliki oleh sorang presiden untuk Masisir adalah orang dengan kemampuan delegasi yang sangat baik, yakni kemampuan merakyat yang baik. Pendapat ini diamine oleh Intan Irani yang mengatakan Masisir membutuhkan seorang yang mau mendengarkan aspirasi mahasiswanya, mampu mewujudkannya dan taktis dalam mengambil keputusan.
Beda halnya dengan yang disampaikan Pak Usman Syihab, Atase Pendidikan KBRI Kairo yang mengatakan bahwa Masisir membutuhkan seseorang dengan 4 sifat terpuji, yaitu shidiq, amanah, fathanah, dan tabligh. Atau pemimpin yang memiliki karakteristik dapat dipercaya, jujur, cerdas, dan terampil dalam berkomunikasi. Empat syarat yang menurutnya perlu diaplikasikan dalam setiap gerak gerik seorang Azhari. Itu akan tercermin melalui pribadi seorang yang cerdas organisasi, memiliki kemampuan menganalisis  situasi dan masalah untuk kemudian mengkomunikasikannya secara efektif kepada pihak terkait, sebelum mengambil langkah yang bersandar kepada ilmu dan kearifannya.
Cak Dayat sendiri memandang bahwa kinerja PPMI terdahulu belum terlalu masif jika ditinjau dari segi pembawaan risalah al-Azhar. Ia menyimpulkan, setelah melihat bahwa dalam setahun belakangan diskusi terkait ke-azhar-an atau ke-azhari-an sangatlah minim, juga acara yang melibatkan langsung ulama al-Azhar karena dinilai PPMI lebih berorientasi pada tokoh-tokoh nasional. “ PPMI perlu meningkatkan program akademik khas azhari yang mendukung peningkatan kualitas keilmuan Masisir di bidang yang digelutinya. Jika ada satu kekurangan PPMI tahun ini, itu terletak pada kurangnya turba (turun ke bawah) untuk menyerap aspirasi Masisir secara lebih komprehensif, untuk kemudian ditindak lanjuti dengan langkah yang lebih konkrit” ujarnya menambahkan.
Sebagai pihak yang sering membantu kegiatan PPMI secara finansial, KBRI mencatat bahwa PPMI sering terlambat dalam membuat laporan kegiatan sebagai pertanggung jawaban bantuan yang telah KBRI berikan, juga terkadang pelaporan yang diberikan tidak sesuai dengan pedoman pelaporan yang berlaku. 
“ Ini penting diperhatikan karena system pemanfaatan anggaran diatur oleh aturan-aturan tertentu, yang berlaku di hampir seluruh kegiatan di Indonesia”. [] Vivi Noviantika
Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad