Informatika Mesir
Home Aktualita Pandang Tinggal di Darrasah secara Akademik Sudah Tak Relevan, Saiful Millah Hadirkan Solusi Radikal

Pandang Tinggal di Darrasah secara Akademik Sudah Tak Relevan, Saiful Millah Hadirkan Solusi Radikal

Saiful Millah, Lc., Aktivis Akademis Masisir. (Dok. Panitia SDC)

Informatikamesir.net, Kairo - Ahmad Saiful Millah, Lc. yang hadir sebagai Aktivis Akademis Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) sekaligus Panelis di acara Students Dialogue Community (SDC) berpandangan, tinggal di Darrasah bagi Masisir secara akademik sudah tidak relevan lagi, khususnya bagi yang beralasan bahwa tempat tersebut dekat dengan Kampus Putra Universitas Al-Azhar Kairo.

Untuk itu, ia menghadirkan solusi yang menurutnya sedikit radikal, yaitu membuat alternatif tempat tinggal baru selain Darrasah untuk Masisir, guna menciptakan lingkungan yang kondusif.

“Ada beberapa alasan yang membuat di Darrasah tidak Relevan; keilmuan Azhar sudah tersebar walaupun masih berpusat di Darrasah. Beberapa masyaikh (red-Syekh) sudah menarik Masisir ke sana, ada yang di Muqottom Syekh Yusri, Bait Muhammady Syekh Muhanna, di Sabi’ ada Syekh Husyam, dan lain-lain,” ungkap Saiful.

Oleh karenanya, dalam diskusi yang bertempat di Auditorium Wisma Nusantara itu Saiful menegaskan, pertimbangan Masisir tinggal di Darrasah karena dekat kampus, pusat pengajian, serta durasi perjalanan dari tempat lain menuju Darrasah memakan waktu cukup lama, kini merupakan alasan yang tidak begitu kuat lagi.

Potret para Panelis SDC "Haruskah Tinggal di Darrasah?". (Sumber: Dok. Panitia SDC)
Potret para Panelis SDC “Haruskah Tinggal di Darrasah?”. (Sumber: Dok. Panitia SDC)

“Alasan tidak efektif tinggal di Darrasah adalah hidup bergerombol, membuat bahasa juga lemah. Kemudian benturan budaya itu juga perlu dipertimbangkan lagi, sehingga relevan atau tidak menjadi proitas kita yang perlu dipertimbangkan lagi,” tambahnya, Ahad, (17/7) kemarin.

Tidak hanya itu, dalam SDC yang mengangkat tema “Haruskah Tinggal di Darrasah?” tersebut, Saiful mengemukakan, sebab Masisir tinggal di Darrasah itu ada dua hal, ada yang punya motif, ada juga yang tidak punya.

Sebab pertama motifnya sebagaimana yang sudah ia sebutkan sebelumnya. Ada pun yang tidak punya motif, menurutnya karena terpaksa akibat sudah ditentukan oleh mediator pemberangkatan calon mahasiswa baru sejak awal berangkat ke Mesir, banyak senior yang tinggal di tempat tersebut, atau ada juga yang hanya melihat sekilas di media maupun ungkapan orang lain.

Untuk sebab kedua ini, yaitu Masisir yang tidak punya motif, Saiful sangat menyayangkannya. Ia mengibaratkan hal tersebut seperti semut yang mati di lumbung gula.

Reporter: Azmi Putra Gayo

Editor: Defri Cahyo Husain

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad