Informatika Mesir
Home Hard News Open House ICMI ORSAT Kairo, Munculkan Memori Masa Lalu

Open House ICMI ORSAT Kairo, Munculkan Memori Masa Lalu

Foto bersama seluruh anggota ICMI ORSAT Kairo selepas bincang santai bersama para senior (Dok. Informatika)

Informatika News, Kairo – Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) ORSAT Kairo selenggarakan Open House Idul Adha untuk mempererat hubungan antar pengurus, senior, seluruh departemen, dan  lembaga otonom pada Kamis sore (15/8) di Wisma Nusantara lantai 5. Ketua Umum ICMI ORSAT Kairo, Ahmad Budiman, Lc., Dipl. menjelaskan bahwa acara ini diadakan untuk menjembatani para pengurus ICMI yang baru dengan para senior, sekaligus memberikan gambaran kepada mereka mengenai ICMI di masa kejayaannya untuk menjadi motivasi bagi langkah kepengurusan ke depan.
“Kita perlu acara-acara seperti ini agar pengurus yang baru mengenal siapa seniornya dan tahu sejarah masa lalunya sehingga ada kesinambungan. Saya merasa ada semacam mata rantai kepengurusan yang putus. Saya termasuk generasi terakhir yang merasakan ICMI waktu masih aktif. Setelah vakum kan tidak ada regenerasi, mereka (pengurus baru-red) pada tidak tahu. Maka saya berkewajiban untuk bisa memperkenalkan mereka (senior-red),”  terang Ahmad Budiman.
Zaenal Mustofa, ketua panitia Open House mengatakan dalam sambutannya, “Fungsi Open House ini selain untuk makan-makan, kita ingin mencoba untuk mengingat memori masa lalu. Kita bukan mengenang masa lalu,karena kita bukan pengenang. Kita mengingat masa lalu untuk menjadi seorang pemenang.”
Foto dari kiri ke kanan, Arif Maschun. Lc., Dr. Ahmad Ikhwani, M.A., Mukhlis Ilyas, Lc., Jalaluddin, Lc.

Dr. Ahmad Ikhwani M.A. bercerita kepada audien, “ICMI dulu dianggap organisasi yang elit, dalam artian orang-orang yang bergabung di dalamnya bukan orang biasa; orang yang berprestasi atau memiliki kelebihan dan keterampilan. ICMI juga bisa menyatukan berbagai mahasiswa dari berbagai background, baik kekeluargaan atau yang lainnya. Target kita adalah aspek kepakaran, bagaimana menjadi pakar dalam bidang-bidang tertentu. Anggotanya mungkin tidak terlalu banyak, tapi targetnya kesana; kepakaran. Jadi kalau antum-antum masuk ICMI, sebaiknya nanti jadi pakar,” tutur alumni Doktoral Al-Azhar yang lulus dengan predikat Summa Cum Laude ini.

“Dulu ICMI kalau bisa saya katakan, kuliah kalah sama ICMI. Semua orang kuliahnya di ICMI. Mau Ekonomi Islam, ada PAKEIS. Mau SAMAHTA sanggar terjemah, ada. Mau ke kaligrafi atau seni, ada AFANIN. Dulu ada ABDIKA yang ke ranah tasawuf, ada Muslimah Cendekia yang membahas shahabiyah, fikih wanita dan lain-lain. Jadi waktu yang digunakan mahasiswa dulu lebih banyak di ICMI daripada di kuliah,” tambah Mukhlis Ilyas, Lc., kaligrafer yang lahir dari AFANIN ini.
Menurut Ketua Umum ICMI ORSAT Kairo, acara ini sudah lama tidak diadakan semenjak kepengurusan internal ICMI mengalami kevakuman.
“Acara ini sudah lama tidak diadakan, karena ICMI sempat vakum satu periode, dari tahun 2015 sampai akhir 2017 disebabkan ketua periode sebelumnya pergi ke Sudan, sehingga tidak ada pelantikan waktu itu. Memang masih ada pengurus yang tersisa, tapi karena memang fungsinya bukan ketua resmi jadi tidak bisa sepenuh hati layaknya seorang ketua,” ungkapnya.
Reporter: M. Zainur Royan
Editor: Zaenal Mustofa

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad