Informatika Mesir
Home Feature Nestapa EGP. 40.000 di Balik Tabir PPMI Mesir

Nestapa EGP. 40.000 di Balik Tabir PPMI Mesir

Sumber: Istock

Informatikamesir.net, Kairo – Bak seorang yang terkena cedera otak, berdampak sangat fatal, selaras dengan tindakan Bendahara Umum DP PPMI Mesir, Khalid Saifullah karena kebohongan-kebohongan yang dilakukan oleh si pemegang kunci brankas PPMI Mesir tersebut.

Sepandai pandai tupai melompat, pasti akan jatuh juga. Tim informatika kembali mengadakan investigasi terkait hilangnya uang EGP. 40.000 yang sempat mengundang banyak pertanyaan.

Kemana sebenarnya uang itu? Apa yang sebenarnya terjadi ketika sidak brankas oleh tim verifikatur sehari sebelum Laporan Kerja Semester (LKS)? Siapa sebenarnya sosok Khalid Saifullah, pemegang dana abadi yang katanya tercampur?

Siapa Khalid Saifullah?

Khalid Saifullah adalah Bendahara Umum DP PPMI Mesir periode 2023-2024, ditunjuk & dipercaya Presiden Iqbal untuk mengelola keuangan dan bertanggung jawab untuk mencatat segala pemasukan dan pengeluaran di setiap kegiatan PPMI Mesir.

Namun dalam perjalanannya, Ahmad Rizaly Baksir, selaku Dewan Pimpinan MPA PPMI Mesir menegaskan bahwa Khalid mengakui hanya seorang bendahara kepanitian tidak menguasai aplikasi pengolahan data Microsoft excel.

“Si bendum sendiri bilang dia ngga punya pengalaman bendahara, meski cuma bendahara kepanitiaan, dia pun ngga tau excel (Aplikasi pengolahan data),” ujar Rizaly.

Sidak Brankas sehari sebelum LKS

Gelapnya malam menyimpan ribuan misteri. Bak obor yang menyala, Tim verifikatur, BPA dan MPA PPMI Mesir mengadakan sidak lantaran Bendahara Umum belum menyatakan kesiapannya pada audit kedua yang mana LKS sudah mendekati H-1.

“Gimana ini? udah sidak aja langsung. Siap ngga siap, gimana lagi ini, selalu belum-belum, datanglah kita pada malam itu,” ujar Rizaly selaku Depim MPA.

Dalam hal ini MPA PPMI Mesir menemukan laporan yang masih mentah dan banyak nota-nota tidak sah.

“Jadi yang melakukan sidak BPA, datang kesana ngecek langsung. Sama Fuad sebagai verifikatur. Kemudian kita menemukan  kejanggalan itu, ketidak adanya 40 ribu di brankas,” tutur Rizaly.

Berlindung dibalik Dalih Pinjaman

Dalam kejadian sidak sehari sebelum LKS, Rizali Batsir membenarkan terdapat percakapan perihal Bendum yang melakukan peminjaman lantaran menurut dirinya hal tersebut tidak haram dengan dalil hanya sebatas pinjaman.

“Kita ungkapkan setelah investigasi biar enak, cuman kalo antum (tim Informatika) maksa bertanya, terjadi emang percakapan seperti itu, dan jangan tanya lebih,” tutur Rizaly

Ia juga menjelaskan keterangan yang diungkapkan Bendum berbeda saat sebelum dan sesudah LKS.

Di sisi lain, terkait percakapan lebih jelas seputar hal yang terjadi ketika sidak itu berlangsung, MPA meminta untuk menunggu hasil dari investigasi yang sedang mereka lakukan.

Dewan Pimpinan Badan Permusyawaratan Anggota (BPA) PPMI Mesir, Glenn Sofyan Asyyauri juga menegaskan bahwa kasus penyalahgunaan dana abadi oleh Khalid Saifullah saat ini masih dalam proses penyelidikan.

Pihak Manakah yang Harus Bertanggung Jawab?

BPA dan MPA PPMI Mesir menegaskan pada kasus ini, Bendahara Umum, Presiden dan Wakil Presiden PPMI Mesir bersalah sekalipun secara struktural. Namun dirinya juga merasa bersalah lantaran pengawasan yang diberikan tidak syadid (Red: Keras).

“Sebenarnya sudah ketat, bahkan kita sampai turun gunung untuk menanyakan, memperingatkan secara langsung tapi tidak secara syadid (Red: Keras), kita kecolongan tentang hal etika ini,” ujar Glenn.

Ia mengusulkan reshuffle agar tidak terulang kembali kasus penyalahgunaan dana abadi di tubuh PPMI Mesir.

Hukuman yang Dikenakan Jika Terbukti Bersalah

Rizaly Baksir menjelaskan pada malam dirinya menemukan permasalahan dana abadi tersebut, ia tidak bisa memberi keputusan lantaran emosi yang tidak stabil.

“Jangan terlalu tergesa-gesa pada keputusan yang mau dikeluarkan, otak tidak fresh, susah dan tanggung. Tutup ataupun tidak ditutupi masalah ini tetap akan terbuka,” tegasnya.

Namun selaku MPA, Rizaly Baksir menjelaskan dua jenis sanksi yang dapat diberikan. Baik sanksi dari lembaga yaitu, PPMI Mesir atau kepada perorang. Sanksi ini pun masih dalam tahap pengkajian.

Rahmat Iqbal, selaku Presiden PPMI Mesir, juga akan meminta arahan dari para penasehat dan berencana untuk mendiskusikan kembali dengan Badan Pelaksana Harian (BPH) terkait Bendum.

“Ketika nanti bendum bersedia untuk diganti, maka akan kami reshuffle. Setidaknya jika tidak kita reshuffle, kita akan tambah bendahara yang berkredibiltas untuk memperbaiki situasi keuangan ini,” ujar Rahmat Iqbal.

Adapun terkait respon Bendahara Umum, hingga saat ini, tim Informatika telah mencoba untuk menghubunginya. Tetapi hanya dijawab kalau hal ini masih dalam tahap investigasi dan ia bersedia mengikuti arahan investigasi.

Reporter: Khonis, Taufiq, Nahwa

Editor: Tenra, Qalbi, Raza leigh

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad