Informatika Mesir
Home Aktualita Masisir Tak Ahli di Jurusan Kampus, Merasa Khianati Almamater, Saiful Millah, Lc. Beri Semangat dengan Bahasa Radikal

Masisir Tak Ahli di Jurusan Kampus, Merasa Khianati Almamater, Saiful Millah, Lc. Beri Semangat dengan Bahasa Radikal

Dok: panitia

Informatikamesir.net, Kairo – Ahmad Saiful Millah, Lc. hadir sebagai Aktivis Akademis Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) sekaligus pemateri pada acara Azhary Berdaya dengan tema pembahasan “Islam dan Profesionalisme”. Ia berpandangan bahwa mahasiswa Universitas Al-Azhar yang tidak terlalu mendalami keahlIan di jurusan kampusnya tidak perlu merasa memiliki sampel almamater, sebagai contoh, memisalkan mahasiswa jurusan namun lebih mendalami ilmu-ilmu keterampilan umum, organisasi.

Dalam hal ini Ia semangat Masisir dengan bahasa yang memberikan semangat yang sedikit radikal, agar tidak merasa berdosa untuk bergelut di bidang yang ia tekuni.

“Tujuan saya ke mesir ini (belajar agama), tapi sampai ke mesir beginilah. Ada pertanyaan seperti ini: kira-kira ini berkhianat gak dengan Almamater saya yang basic -nya (red: pada dasarnya) agama? jawabannya nggak ,”

Ia menegaskan untuk memahami konteks Islam dan Profesionalisme sebagai konsep dasar dan dalam mengimplementasikan nilai yang ada, agar tidak menimbulkan rasa berdosa atau merasa ragu ketika ingin masuk ke industri lain–selain industri pendidikan. Nilai-nilai tersebut pada dasarnya terakomodir oleh Islam dan tidak bisa ditolak Islam memerlukan orang-orang yang memahami teori atau hukum-hukum Islam.

Oleh karenanya, dalam acara yang bertempat di Wisma Nusantara itu Ia menyebutkan bahwa Masisir yang mendalami dunIa bisnis tidak perlu merasa berdosa, bahkan Syaikhul Azhar mengatakan ijtihad fard tidak bisa lagi di zaman sekarang. Namun, lazim dengan ijtihad jama’i seperti mengambil fatwa tentang bunga bank, para ulama menghadirkan ahli di bidang perbankan misal apa yang terjadi di dalam sana sehingga melahirkan fatwa bahwa bunga bank tidak termasuk riba.

“Bahkan mungkin bisa dikatakan banyaknya Masisir, walaupun banyak yang ke Mesir (untuk) belajar agama tapi tidak mendalami takhasusnya jurusannya tafsir justru dan dIa malah mendalami dan mengembangkan passion-nya di Mesir. Karena di Mesir ini uniknya, kita punya wadah yang banyak misalnya Ia yang senangnya menulis akhirnya gabung dengan komunitas kepenulisan atau mungkin dengan komunitas desain kemudIan Ia gabung dengan komunitas desain dan sebagainya” tambahnya, Rabu (20/7).

Tidak hanya itu, dalam workshop tersebut Ia juga mengungkapkan bahwa Islam dalam ekonomi sosIal tidak hanya memenuhi kebutuhan jasad tapi juga kebutuhan ruh berbeda dengan (Pengetahuan) Barat yang hanya mementingkan materi.

Ia berpandangan bahwa Islam, selain memotivasi untuk mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya juga memotivasi untuk mengeluarkan (harta) sebanyak-banyaknya baik shadaqah, zakat, infak dan lain sebagainya.

Reporter: Azmi Putra Gayo

Editor: Hanisa ZulistIa

Comment
Share:

2Comment

  1. Maaf kawan.. Penggunaan kata radikal di judul itu sangat tidak tepat. Bukan hanya menunjukkan kelas penulis berita yang tidak profesional, bahasa yang digunakan juga seakan menggiring Ust. Saiful Millah merupakan seorang radikal. Sejauh ini setidaknya ada 3 berita di Informatika yang judulnya mengandung kata “Saiful Millah” dan “Radikal”. Belum lagi isi beritanya yang justru sangat kontra dengan judul. Berita ini contohnya, judulnya membahasakan Ust. Saiful Millah agak keras menolak orang yang tidak ahli dalam jurusan kuliah, namun isinya justru sebaliknya. Kalau memang penulis ybs berbuat demikian hanya untuk memberi judul yang clickbait, mohon maaf sebelumnya akhi, anda sudah ketinggalan zaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad