Informatika Mesir
Home Internasional Pound Mesir Terus Melemah, Haruskah Harga Komoditas Semakin Melonjak?

Pound Mesir Terus Melemah, Haruskah Harga Komoditas Semakin Melonjak?

Informatikamesir.net, Kairo – Pada Senin, (19/9/2022) nilai jual pound Mesir (EGP) mencapai pada angka EGP 19,44 untuk satu dolar Amerika (USD) dan EGP 19,37 untuk nilai belinya. Dilansir dari Sky News Arabia, sejak awal tahun ini, pound Mesir telah kehilangan sekitar 23 persen nilainya. Ali Metwally, seorang ekonom dan analis risiko di Infospectrum Consulting yang berbasis di London memprediksi kemungkinan penurunan pound dalam kecepatan yang lebih tinggi beberapa hari mendatang hingga mencapai tingkat yang diperkirakan pasar saat ini yaitu EGP 22,00 per USD 1,00 akhir tahun nanti.

Penurunan nilai ini juga mempengaruhi harga pound Mesir di depan mata uang rupiah (IDR) yang pada Senin, (19/9/2022) kemarin mencapai EGP 1,29 per IDR 1000,00 pada laman Xe salah satu perusahaan alat dan layanan valuta asing online yang berbasis di Kanada.

Masih dari Sky News Arabia, jika prediksi yang disebutkan tadi benar, maka ini akan menjadi penurunan level historis yang belum pernah terjadi sebelumnya pada mata uang Mesir yang saat ini hanya tersisa beberapa piaster lagi untuk melampaui harga terendah sebelumnya yaitu EGP 19,51 per USD 1,00 pada 20 Desember 2016 silam.

Melansir dari BBC, para ahli mengaitkan depresiasi mata uang lokal Mesir ini dengan dampak negatif dari krisis Ukraina, kenaikan harga komoditas, gangguan lalu lintas barang, penurunan pendapatan Mesir dari pariwisata dan keluarnya uang panas dari sebagian besar pasar negara berkembang.

Seorang ekonom Alia Mamdouh mengatakan dalam wawancaranya kepada Sky News Arabia bahwa penurunan nilai tukar pound baru-baru ini adalah upaya Mesir yang sedang mencari pinjaman baru dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk memenuhi persyaratan IMF yang selalu mendesak negara-negara untuk mengikuti kebijakan nilai tukar yang fleksibel.

Menurut BBC, hal itu akan mengakibatkan peningkatan pada harga komoditas di Mesir yang sangat dipengaruhi oleh devaluasi pound terhadap dolar, sebagai negara yang mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan, energi, dan teknologi modernnya. Salah satu yang menguatkan kemungkinan kenaikan harga di pasar Mesir adalah penghapusan kebijakan dolar bea cukai, yang digunakan untuk memungkinkan harga preferensial untuk barang-barang impor.

Meski begitu, beberapa peneliti ekonomi percaya bahwa pasar Mesir tidak dikendalikan oleh faktor penawaran dan permintaan. Hal ini membuat beberapa pedagang menaikkan harga barang tanpa alasan yang dapat diterima. Seperti yang ditegaskan Dr. Hisham Ibrahim, profesor keuangan di Universitas Kairo, bahwa apa yang terjadi adalah penurunan kecil dalam harga pound dan bukan penurunan besar, dan seharusnya tidak mempengaruhi harga, namun berbeda halnya di Mesir, ada pihak- pihak yang akan memanfaatkan kenaikan dolar di atas 19 pound ini untuk menaikkan harga komoditas.

Alaa Abdel Halim, Anggota Dewan Perusahaan Efek Al Rowad menegaskan bahwa harga bahan dasar telah meningkat di seluruh dunia dan kenaikan harga di pasar Mesir untuk komoditas ini adalah normal dan merupakan masalah global. Sementara itu pemerintah Mesir berusaha mengendalikan inflasi melalui kebijakan moneter, menaikkan suku bunga, menawarkan sertifikat tabungan dengan pengembalian tinggi untuk mengurangi likuiditas di pasar dan mengurangi permintaan yang dapat menyebabkan “stagnasi inflasi” dalam arti bahwa harga komoditas tersebut tidak berkurang meskipun terjadi penurunan permintaan yang signifikan.

Reporter: Saudah Tsabita

Editor: Kholid Arham

 

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad