Informatika Mesir
Home Laporan Khusus Menengok Keseruan ber-Idul Adha di Bumi Kinanah

Menengok Keseruan ber-Idul Adha di Bumi Kinanah

Dubes RI, Helmy Fauzi  menabuh bedug saat pembukaan GETAR dalam rangka perayaan malam Idul Adha di Kairo (Dok. Informatika)
Jika di Indonesia perayaan Idul Adha banyak dihiasi dengan berbagai aktivitas bakti sosial untuk membagi-bagikan daging hewan kurban ke masyarakat sekitar, bagaimana halnya dengan suasana perayaan Idul Adha di Mesir? Para Masisir ini rupanya memiliki cara tersendiri dalam menikmati kemeriahan perayaan Idul Adha di bumi Kinanah ini. Meskipun mereka juga berusaha melakukan aktivitas ang mirip dengan apa yang biasa mereka lihat di tanah kelahiran mereka, bagaimanapun juga, tentunya nuansa dan suasananya jauh berbeda dengan di Indonesia. 
Para Masisir sendiri mengadakan berbagai macam acara di ranah Kekeluargaan, Afiliasi, Almamater dan Organisasi. Nuansa acara para Masisir ini terasa sangat dalam bumbu-bumbu persaudaraannya ketimbang di Indonesia, sebab di setiap acaranya, Masisir bisa ketemu dengan orang-orang dari berbagai daerah. Bahkan untuk zona kekeluargaan yang notabenenya dari pulau atau provinsi yang sama, tetap saja masih banyak yang tak saling kenal karena beda daerah dan tempat tinggal di Indonesia. Akan tetapi, dengan acara-acara yang diadakan Masisir ini, bisa membuat yang tak kenal menjadi kenal, sehingga terciptalah persaudaraan dan ukhuwah yang semakin luas. Acara-acara yang dimaksud adalah seperti Open House, Kurban, Pentas Seni dan sebagainya. Acara-acara tersebut biasanya diadakan oleh Kekeluargaan, Afiliasi, dan Almamater. 
Di malam hari raya Idul Adha, Kairo justru terasa lebih sepi dari hari biasa. Sebagian besar penghuninya sedang bercengkerama dengan keluarga besar di kampung halaman. Meski tak ada gema takbir yang bersahut-sahutan dari mikrofon masjid seperti di Indonesia, namun para masisir berbondong-bondong menuju American Future meramaikan perhelatan acara GETAR (Gema Takbir Akbar) yang selalu menjadi sorotan utama di mata Masisir. almamater IKPM (Ikatan Keluarga Pondok Modern)  
Kegiatan tahunan yang diampu oleh segenap anggota almamater IKPM (Ikatan Keluarga Pesantren Modern) tersebut seolah-olah telah menjadi hiburan utama khalayak Masisir di malam takbiran Idul Adha. IKPM di sini berupaya untuk dapat menyilaukan malam takbiran di Kairo dengan acara tahunan Pentas Seni GETAR (Gema Takbir Akbar) Vol XII dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha. Terkhusus pada tahun ini, tujuan utama acaranya adalah syiar; asal muasal takbiran ada di Indonesia, yang dikemas dalam sebuah drama, di mana walisongo berdakwah melalui budaya. Drama tersebut juga menampilkan unsur-unsur seni budaya Indonesia seperti Tari Kecak, Wayang, lagu daerah Lir Ilir, dan lain-lain.
Duta Besar Republik Indonesia di Kairo, Helmy Fauzi, mengutarakan ketakjubannya untuk acara yang menyilaukan ini dalam sambutannya, “Gema Takbir Akbar ini acara spektakuler yang disajikan oleh Masisir, dirangkai dengan begitu cantik, menampilkan ragam seni dan budaya Indonesia kepada dunia. Kami ucapkan selamat dan sukses kepada seluruh yang terlibat, karena kalian benar-benar aset berharga Indonesia. Dengan (acara) ini, seni dan budaya Indonesia kian dikenal dunia,” ujar pejabat kelahiran Balikpapan ini.
Kemudian, ada juga acara yang merangkul semua acara tersebut, yakni Silaturahmi Akbar dengan KBRI dan PPMI sebagai penaung dan penyelenggara acara. Jika acara lain hanya untuk partikel terkecil dari senyawa yang bernama Masisir, maka acara ini justru menjangkau semua senyawa yang ada pada diri Masisir.
Apa itu Silaturahmi Akbar? aitu acara tahunan yang KBRI dan PPMI persembahkan setiap Idul Adha untuk dapat menyapa berbagai komponen masyarakat Indonesia di Mesir secara umum, terkhusus untuk Masisir. Selain mempererat tali ukhuwah, acara ini juga bertujuan untuk mengobati penyakit malarindu Masisir kepada keluarga, sanak saudara, dan suasana yang ada di tanah air, dengan cara mempersembahkan penampilan-penampilan dan makanan-makanan khas Indonesia dari berbagai kekeluargaan. Lampu acara ini dinyalakan pada Minggu (11/08/2019), beberapa menit usai melaksanakan ibadah sunah salat Idul Adha. Banyak dari masyarakat Indonesia di Mesir, terutama Masisir, menghadiri acara yang bersinar di Masjid As-Salam ini. Dari banyaknya deretan tamu yang hadir, nampak sebuah bintang yang menjadi sorotan pada acara ini— Helmy Fauzi, Duta Besar Republik Indonesia di Mesir.
Acara Silaturahmi Akbar menyajikan berbagai macam aroma dan warna khas Indonesia, seperti pertunjukan Angklung, nyanyian dan musik Indonesia, serta makanan-makanan khas yang disediakan dari berbagai macam kekeluargaan. Misalnya kekeluargaan Kerukunan Keluarga Sulawesi (KKS) dengan Nasi Ayam Baruganya, Keluarga Paguyuban Masyarakat Jawa Barat (KPMJB) dengan Ayam Goreng Tiga Rasa, dan masih banyak lagi kekeluargaan dengan makanan khas daerahnya. Perihal jumlah makanan yang disediakan, semuanya PPMI serahkan pada kesanggupan masing-masing kekeluargaan. Akan tetapi, dalam penyajian makanan ini, tak semua masyarakat Indonesia yang hadir mendapatkan jatah, karena adanya kekurangan makanan bahkan sebelum acara selesai. Terkait masalah ini, Sekjend PPMI, Rasyid, menanggapi bahwa hal tersebut bukanlah sebuah kekurangan maupun kesalahan.
“Memang dalam penentuan jumlah, tentu dari KBRI sudah bermusyawarah dengan PPMI dan sebagainya, untuk berusaha menentukan angka yang ideal. Angka yang kira-kira memang tidak mubazir, dan tidak kekurangan. Adapun ketika ada kekurangan, berarti ada faktor-faktor X yang menyebabkan hal itu terjadi,” ucap Sekjend PPMI ini.
Faktor-faktor yang dimaksudkan salah satunya adalah perihal google form yang PPMI sebarkan beberapa hari sebelum hari H melalui media-media sosial yang ada. Seharusnya yang hadir hanyalah yang sudah mendaftar google form, banyak masyarakat yang datang malah tidak atau belum mendaftar. Sehingga makanan yang awalnya sudah dipertimbangkan berdasarkan banyaknya pendaftar, juga memperkirakan banyaknya masyarakat yang merayakan Idul Adha di luar Kairo, justru lari jauh dari pendataan dan tak sesuai perkiraan.
Terlepas dari sajian-sajian tersebut di atas, ada juga sesi pertanyaan dan atau sesi doorprize yang semakin menambah semarak Silaturahmi Akbar serta mengundang perhatian Masisir untuk menghadiri acara ini. Sesi pertanyaan adalah rangkaian acara di mana para hadirin diberikan kesempatan untuk mendapatkan hadiah dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh para bintang tamu: Dubes KBRI, Wakil Dubes yakni Pakde Aji Surya, beserta jajaran lainnya. Sedang doorprize sendiri bisa dimaknai sebagai karcis berhadiah, di mana para hadirin diberikan karcis bertuliskan angka-angka saat memasuki gerbang. Kemudian nantinya di akhir acara, MC akan menyebutkan nomor-nomor yang terpilih untuk mendapatkan hadiah.
Selain acara Silaturahmi Akbar, KBRI dan PPMI juga bergandengan tangan dalam pelaksanaan rutinitas tahunan, yaitu berkurban. Penyembelihan serta pendistribusian itu diadakan di Sekolah Indonesia Cairo (SIC). Jumlah hewan kurban yang mereka anggarkan tahun ini adalah sebanyak 6 sapi dan 5 kambing. Hewan kurban itu didistribusikan ke masing-masing kekeluargaan, berdasarkan hasil persenan dari jumlah masyarakat kekeluargaan tersebut dibagi dengan jumlah seluruh Masisir yang sudah terdata, kemudian dikalikan dengan berat daging kurban yang dihasilkan.
“Jadi ketika pagi hari, ada 8 kekeluargaan yang udah datang ke sana untuk bantu motong-motong, mendistribusikan dan sebagainya. Kemudian ketika siang, ada 8 kekeluargaan sisanya yang datang ke sana untuk melanjutkan proses pemotongan dan juga pendistribusiannya. Jadi biar tak terjadi penumpukan dan semua bisa bekerja secara maksimal,” papar Ketua Panitia Silaturahmi Akbar terkait bagaimana proses pendistribusian daging kurban.
Open House ORSAT ICMI Kairo
Kemudian untuk Afiliasi Indonesia yang berada di Mesir, mereka juga mengadakan acara Open House yang dikhususkan untuk para anggota di dalamnya. Misalnya Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Orsat Kairo yang menggelar kain sutra Open House pada Kamis (15/8) yang bertempat di gedung Wisma Nusantara lantai 5. Kain sutra berjahitkan persaudaraan ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara pengurus, senior, dan seluruh departemen yang berada di bawah naungan ICMI. Acara seperti ini menurut Ust. Ahmad Budiman, Lc. Dipl., Ketua ICMI Orsat Kairo, sudah lama tidak digelar karena ICMI sempat vakum 1 periode, mulai tahun 2015 sampai akhir tahun 2017. Hal tersebut disebabkan ketua ICMI periode sebelumnya pergi ke Sudan, dan tak ada pelantikan saat itu, sehingga terjadilah kevakuman dalam roda kepengurusan periode sebelumnya.
Suasana Open House PCIM Mesir
Ada juga Open House Afiliasi PCIM (Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyyah) yang disuguhkan pada Senin (12/8) bertempat di Markas Dakwah PCIM Mesir. Dalam acara kali ini, PCIM menyediakan 1000 tusuk sate untuk disajikan kepada hadirin yang ada. Daging sebanyak itu didapatkan dari hasil pendistribusian daging kurban yang Pengurus PCIM anggarkan sendiri. Sebanyak 3 ekor kambing dan 3 ekor domba yang dikurbankan oleh PCIM Mesir tahun ini meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun kemarin. Ketua Umum PCIM Mesir, Zaky al-Rosyid menyampaikan dalam sambutannya saat itu, “Dengan kurban seperti ini kita bisa menambah keikhlasan kita untuk agama dan bangsa kita. Bahasa modernnya altruisme, yaitu mengedepankan kepentingan bersama dan mengurangi keegoisan diri,” ujar Zaky.
Selain itu, kekeluargaan-kekeluargaan yang jumlahnya ada 16 kekeluargaan di Masisir, juga tak mau kalah dalam menyuguhkan acara untuk anggotanya masing-masing. Seperti kekeluargaan KKS, yang menghelat Open House pada Selasa malam (13/8) berlokasi di Baruga KKS. Acara ini dihadiri oleh Bpk. Muhammad Aji Surya selaku Wakil Dubes KBRI Kairo,  Bpk. Iwa Mulyana selaku Ketua Staf Konsuler KBRI Kairo, Sdr. Nasruddin Babas selaku Wakil Presiden PPMI dan Sdr. Muh. Rasyid selaku Sekretaris Jendral PPMI serta segenap masyarakat KKS. Selain Open House, KKS juga melaksanakan kurban yang didistribusikan kepada Ahlul Kurban, warga KKS, yang nantinya dimasak untuk keperluan  Open House KKS. Sejumlah EGP 24.750 yang KKS habiskan untuk pembelian hewan kurban: 1 ekor sapi dan 2 ekor kambing, sekaligus pembayaran jasa penyembelihan dan pemotongan daging kurban.
Di sisi lain, segenap Masisir yang berasrama di Madinat Bu’ust al-Islamiyah pun meramaikan perayaan Idul Adha ini dengan cara yang sama dengan berbagai Afiliatif maupun Kekeluargaan Nusantara yang telah disebutkan sebelumnya. Satu fakta yang menjadi hal yang sangat spesial adalah bagaimana para Masisir di Buuts tersebut mampu memprakarsai kepanitiaan Kurban serta Open House untuk pertama kalinya dalam sejarah cerita Indah warga Indonesia di Kompleks Buuts Indah Permai (sebutan akrab mereka).
Walaupun melaksanakan Qurban untuk pertama kalinya, Kepanitiaan Kurban di Buuts sudah mendatkan amanah besar untuk mengeksekusi enam ekor kambing. Satu dari keenam ekor kambing tersebut merupakan hasil buah tangan para dermawan di Buust yang sudi mendonasikan secuil hartanya untuk dibelikan hewan Kurban. Pendistribusian daging kurban ini pun ditargetkan kepada para pekerja yang rutin mengais berkah di lingkungan kompleks Buuts sebagai kuli bangunnan, pembersih gedung dll. Acara Open House pun digelar semeriah mungkin di Aula Buust yang mana dihadiri oleh para punggawa Indonesia di Buust Indah Permai. 
Pada intinya, segenap jajaran Masisir ini seolah-olah berusaha melampiaskan rasa rindu dan kangennya ke tanah air yang hampir-hampir tak dapat terbendung lagi. Bentuk pelampiasan mereka dapat kita amati sendiri dalam seluruh aktifitas, kegiatan maupun acara-acara yang mereka usahakan dengan penuh kegigihan, pengorbanan, dan air mata untuk dapat mensukseskannya. Mungkin saja, semua pemandangan suasana Idul Adha yang ada di ranah Masisir ini benar-benar menjadi momen krusial yang tak akan pernah kunjung tertelan dalam gudang memori setiap insan yang terlibat di dalamnya. 
Reporter: Akbar, Nadya, Aina, Defri
Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad