Informatika Mesir
Home Aktualita Ketua DKKM Ungkap Masisirwati Korban Pelecehan Merupakan WNI yang Belum Paham Kondisi Mesir

Ketua DKKM Ungkap Masisirwati Korban Pelecehan Merupakan WNI yang Belum Paham Kondisi Mesir

Ilustrasi pelecehan seksual. (Sumber: news.detik.com)

Informatikamesir.net, Kairo — Ketua Dewan Keamanan dan Ketertiban Masisir (DKKM), M. Ainudzaky mengungkapkan, mahasiswi Indonesia di Mesir atau masisirwati yang sempat  diketahui khalayak sebagai korban pelecehan seksual beberapa waktu lalu, merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang belum paham kondisi Mesir.

“Karena korban masih belum tahu seluk beluk Mesir itu seperti apa, maka ybs (yang bersangkutan-Red) merasa aman saja seperti biasanya di London. Singkatnya, terjadilah kejadian seperti yang tertulis di kronologi,” ujar Dzaky kepada Informatika, Senin, (30/11), via pesan WhatsApp.

Berdasarkan pesan WhatsApp yang sempat viral beberapa waktu lalu, korban dikabarkan sedang berada di Pasar Asyir. Kemudian datanglah dua orang laki-laki Mesir yang terlihat masih muda, tiba-tiba menodongkan pisau ke leher korban yang lantas mereka sembunyikan di balik cadar korban agar tidak terlihat oleh orang-orang di sekitarnya.

Singkat cerita, Masisirwati tersebut mereka masukkan ke dalam mobil dan membawanya ke tempat yang sepi. Di tempat itulah mereka melakukan pelecehan seksual terhadap korban, yang pada akhirnya tidak sampai mengambil kehormatannya, dikarenakan korban langsung menusukkan pisau—yang ia ambil dari pelaku—ke bagian pahanya sendiri, agar para pelaku mau mengurungkan niatnya.

Kejadian yang menurut Dzaky terjadi pada pertengahan November 2020 lalu itu dituliskan oleh orang terdekat korban, sebagai kaca perbandingan, serta agar Masisir dan WNI di Mesir pada umumnya lebih berhati-hati, waspada, dan peduli terhadap sesama.

Dzaky juga menegaskan, korban sebenarnya tidak berkenan untuk mempublikasikan apa yang telah menimpa dirinya, tapi karena sudah terlanjur viral, maka Dzaky hanya bisa menjelaskan kronologinya saja, tanpa memberitahukan identitas detail korban.

Terkait kelanjutan masalah tersebut, Dzaky memaparkan, korban dibantu oleh keluarga dekatnya yang merupakan orang Mesir, untuk menyelesaikannya di ranah hukum. Ditambah lagi, KBRI Kairo juga kini juga telah ikut membantu dalam penyelesaiannya. Korban sendiri saat ini sedang menjalani pengobatan lebih lanjut.

Selain kasus tersebut, Dzaky juga menyampaikan, pihak DKKM—yang telah melakukan pendalaman kasus dan membahas penanganannya kedepan—telah mencatat setidaknya 10 aduan yang masuk ke mereka dalam dua bulan terakhir, mengenai kasus pelecehan seksual yang terjadi di kalangan Masisirwati. Kemudian kasus secara global, tercatat sebanyak 74 kasus dalam setahun terakhir.

Ada pun perihal usaha DKKM kedepan untuk mencegah terjadinya kasus-kasus serupa, seperti yang Dzaky ungkapkan, yaitu: mengaktifkan lagi jam malam bagi Masisirwati dan bekerja sama dengan WIHDAH PPMI Mesir, menggencarkan imbauan mengenai keamanan dan ketertiban, serta melakukan Operasi Lapangan (OL) secara berkala, sebagai bentuk pengamanan Masisir secara langsung.

“Pesan kami (DKKM) kepada Masisir secara umum adalah agar lebih meningkatkan keamanan diri, lebih memerhatikan protokol keamanan yang ada dan lebih peduli kepada sesama. Sebab kita di Mesir (ini) hidup bersama,” pungkas Dzaky.

Reporter: Defri Cahyo Husain

Editor: Muh. Nur Taufiq al-Hakim

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad