Informatika Mesir
Home Aktualita Karya Ulama Nusantara Banyak di Mesir, Mahasiswa Sejarah Al-Azhar: Kita Tidak Punya Arsip

Karya Ulama Nusantara Banyak di Mesir, Mahasiswa Sejarah Al-Azhar: Kita Tidak Punya Arsip

Ilustrasi orang yang bertanya-tanya tentang karya ulama Nusantara. (Sumber: Dokumentasi Informatika/Defri)

Informatikamesir.net, Kairo — Mahasiswa prodi Sejarah Al-Azhar, Miftah Wibowo mengungkapkan, ulama-ulama Nusantara yang dulu berada di Mesir memiliki karya yang banyak di Mesir. Namun sampai saat ini, belum ada sebuah gerakan pengarsipan karya-karya tersebut, hingga membuat beberapa kitab karangan mereka semakin sulit ditemukan.

“Dengan sejarah yang kita punya, sebagai pelajar khususnya di Kairo ini, kita itu nggak punya arsip mengenai karya-karya ulama kita, khususnya publikasilah, entah itu karya tulis maupun majalah,” ucapnya dalam acara Talk Show bertajuk “Setjangkir Kopi”, Senin, (24/8) kemarin.

Lebih lanjut, Miftah juga menyampaikan harapannya terhadap PMIK ataupun KBRI Kairo agar menginisiasi pengumpulan kitab ulama-ulama Nusantara, sehingga generasi selanjutnya bisa mengenang dan memanfaatkan kitab-kitab tersebut.

Selain Miftah, acara yang merupakan inisiatif dari Keluarga Mahasiswa Kalimantan Mesir (KMKM) ini juga menghadirkan Farhan Aziz Wildani, Presiden PPMI Mesir 2020-2021, serta Ardy Manda Putra, Aktivis Keorganisasian, sebagai pemateri dengan tema “Perdjoeangan Merah Poetih Moeda di Tanah Mesir”.

Dalam penyampaiannya yang disiarkan melalui akun Youtube KMKM Tv, Ardy Manda mengatakan, sebelum H. Agus Salim datang ke Mesir, Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) sudah sangat antusias sekali dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Dalam hal ini, Akhmad Zaini Arifin selaku moderator acara tersebut, ketika diwawancarai Informatika via WhatsApp, juga menambahkan, “Perjuangan untuk mendapatkan pengakuan (kemerdekaan) dari Mesir sudah dilakukan berpuluh-puluh tahun lamanya oleh mahasiswa (Indonesia di Mesir).”

Farhan Aziz juga bercerita terkait hal tersebut. Kala itu, Indonesia sedang butuh pengakuan perihal kemerdekaan. Menurutnya, orang-orang Indonesia yang dikirim ke Mesir untuk penandatanganan pengakuan tersebut tampak begitu gagah.

“Makanya, itu mungkin yang harus diketahui oleh teman-teman Masisir. Kita punya sejarah yang panjang, kita punya sejarah yang memang itu dalam sekali. Itulah yang harus kita pelajari lebih lanjut, agar nanti ketika misalkan kita memaknai suatu kejadian, itu bisa benar-benar sampai ke dalam hati kita,” ucapnya dalam rekaman siaran acara tersebut.

Tidak hanya itu, Talk Show ini juga membahas seputar hubungan Indonesia dan Mesir yang berlangsung lama. Menurut Miftah sendiri, hubungan antar keduanya sudah dimulai sejak zaman Mesir kuno, hingga dulunya, warga Indonesia pergi menuntut ilmu ke Mesir.

“Hubungan people to people antara Indonesia dan Mesir sudah lama sekali,” ujar Miftah yang juga selaku CEO pojokperadaban.id, merujuk pada salah satu buku yang diterbitkan KBRI Kairo.

Reporter: Iqbal Adudu

Editor: Defri Cahyo Husain

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad