Informatika Mesir
Home Aktualita Kabinet Progressif PPMI 2017/2018, Apa yang Beda?

Kabinet Progressif PPMI 2017/2018, Apa yang Beda?

“PPMI Mesir periode ini mempunyai visi untuk tidak bersaing dengan kekeluargaan, almamater, afiliatif dan organisasi lain di bawahnya. PPMI akan menjadi corong yang dapat menyalurkan bakat dan kemampuan setiap kreasi untuk bisa bersaing dan tembus mancanegara”
Informatika, Kairo – Begitulah tanggapan Presiden PPMI Pangeran Arsyad Ihsanul Haq saat ditanya tentang langkah yang akan ditempuh PPMI dalam menahkodai organisasi-organisasi Masisir pada (27/8/2017) . Tidak terlalu ‘muluk-muluk’,  kabinet baru memang perlu menyesuaikan dengan hegemoni kehidupan Masisir begitupun dalam hal integrasi dengan lembaga-lembaga dibawah PPMI, baik lembaga otonom maupun lembaga khusus.

Selanjutnya DPP-PPMI yang baru seumur jagung ini  langsung mendapatkan tantangan, yaitu mengumpulkan SDM terbaik Masisir guna membangun kabinet yang proporsional. Tepat sepuluh hari dari hari dilantiknya Presiden dan Wakil Presiden PPMI, kabinet yang dinamakan Kabinet Progresif ini resmi dilantik di Aula Limass, Kemass pada (28/72017). Namun, akankah Kabinet yang sekarang akan seperti kabinet-kabinet sebelumnya? Faktanya berbeda.

Dimulai dari cara perekrutan kabinet yang menggunakan sistem open recruitment, biasanya seorang presiden dalam membentuk kabinet akan langsung menghubungi ketua-ketua kekeluargaan, almamater atau afiliatif guna mencari bibit-bibit potensial. Namun nampaknya DPP PPMI ingin memunculkan sifat sense of bellonging pada Masisir akan kondisi sosialnya. Tirmidzi Tahir yang mengepalai BPA PPMI berkata, “Ini adalah langkah positif, karena artinya disini kita bisa mengukur daya tarik anggota pada PPMI, ketika ada yang mendaftar bahwa dia punya bakat, kapasitas dan potensi untuk PPMI yang lebih baik. Kita bisa mengukur bahwa banyak Masisir yang ingin andil dalam PPMI. Kita punya SDM yang banyak dan perlu dikembangkan.”

Senada dengan Pimpinan BPA, Yusuf Ibrahim Pimpinan MPA yang kami wawancarai di tempat yang sama juga mengomentari bahwa ini adalah langkah baik. “Ini adalah  new era. Kalau dilihat tiga sampai empat tahun kebelakang PPMI dikuasai oleh segelintir orang. Ya, kurang lebih nampak seperti ‘sistem kerajaan’ kita jangan melihat dari bahwa PPMI kurang peminat, tapi disini indikasi keterbukaan pemimpin baru untuk menerima yang lain utk bergabung. Dan ini bukan hal negatif.”

Selanjutnya yang membuat Kabinet Progresif berbeda berkaitan dengan jumlah. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang hanya membatasi jumlah kabinet sebanyak kurang lebih 30 orang, tahun ini  kabinet berjumlah 50 orang. Dalam hal ini Presiden PPMI berkilah bahwa jumlah ini sesuai dengan harapan Masisir pada PPMI. “Kami membentuk kabinet sampai 50 orang dengan harapan bisa menghandle banyaknya tugas dan pekerjaan di DPP PPMI, ditambah lagi kami akan membentuk empat departemen tambahan : Departemen Dakwah, Hubungan Masyarakan (Public Relation), PPI Radio dan PPMI TV.  Karena harapan Masisir terhadap PPMI juga banyak.” Tegas Pangeran.

Seakan menguatkan Pangeran, Thoriq Aziz, Pimpinan MPA Demisioner 2016/2017 juga menjelaskan bahwa gemuk ramping tidak menjadi persoalan dalam sebuah kabinet. Yang terpenting menurutnya peran lembaga PPMI yang bisa selalu menjadi rekan kerja dan pembuat keputusan yang baik. “Yang jelas PPMI ini harus masuk kategori good solidarity policy dan good policy decision.” Ia juga menekankan bahwa PPMI diharap selalu bijak dan arif dalam membuat keputusan, serta berkarakter sopan dan rendah hati dan pandai penebar senyum ke segenap publik yang ada.

Yusuf Ibrahim juga menambah kan bahwa sebenarnya kinerja PPMI tidak terikat jumlah sedikit dan banyak jumlah kabinet, namun disamping itu ada beberapa poin yang perlu diperhatikan. Yang paling penting komunikasi vertikal dan horizontal entah itu sesama dengan anggota atau pihak manapun dapat berjalan dengan baik. Juga kedekatan emosional dengan para anggota-anggotanya.
Hal yang perlu diperhatikan selain jumlah yang cukup besar tersebut, DPP PPMI kali ini juga membuat sebuah terobosan yaitu memasukan sejumlah Masisirwati dalam jajaran Dewan Pengurus. Terdapat beberapa polemik didalamnya namun Pangeran menegaskan bahwa langkah yang diambil tidak melanggar undang-undang. “Saya menganggap bahwa ini bukan masalah, karena tidak melanggar undang-undang dan melabrak aturan apapun.” Jelas Pangeran.

Ketika ditanya bagaimana cara mengoptimalkan kinerja kabinet yang besar dengan program kerja yang melimpah, Pangeran berujar bahwasanya dirinya akan menerapkan sistem dikotomi dalam setiap departemen yang akan dibawahinya. Maksudnya, setiap departemen akan fokus dalam mengisi dan mengerjakan setiap Proker yang telah direncanakan sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.
bukan bermaksud menghilangkan asas gotong royong, melainkan hanya ingin menghindari setiap departemen kelelahan yang pada akhirnya malah akan terabaikan dan tidak optimal pelaksanaannya”. Jelas mahasiswa berdarah Minang ini.
Kabinet Progresif juga menawarkan lima program unggulan yang dinilai akan meningkatkan kehidupan Masisir dari berbagai sisi, baik akademis, sosial, dan olahraga satu tahun kedepan. Berikut Kelima program tersebut beserta penjelasannya dari Pangeran Arsyad Ihsanul Haq :

1.       Dauroh Ilmiyah: Kegiatan ini merupakan upaya untuk mengoptimalkan potensi Masisir, maka kami akan banyak mengadakan kajian-kajian intensif terkait isu-isu terhangat ataupun tentang hal yang sangat penting lainnya untuk dikaji. Seperti kajian tentang Islamophobia, Syiah, Radikalisme dll, yang hasilnya nanti akan kita publikasikan ke Indonesia sehingga mahasiswa Mesir bisa punya peran di mata Indonesia bahkan dunia.
2.       Olimpiade Bahasa: Ini merupakan hal penting karena mahasiswa baru tahun ini akan banyak, sehingga kami ingin agar mereka bisa fokus di akademik dengan olimpiade bahasa yang akan menguji kemampuan dan ketangkasan mereka dalam berbahasa Arab, seperti lomba Insya, Khitobah dll. Sehingga mereka akan tahu bagian mana yang harus mereka perbaiki dan kuasai sehingga akan timbul bibit-bibit yang berkualitas. Dengan ini akan membuat mereka mendapatkan sesuatu yang harus mereka kejar, dan fokus dalam hal itu karena mereka juga belum masuk penjurusan-penjurusan di kuliah, dan akan distimulasi dengan hadiah-hadiah yang menarik sehingga jika sejak awal dibiasakan berkompetisi positif maka kedepannya akan mucul generasi yang siap bersaing dan kompetitif.

3.       Bi’tsah Islamiyah: Berupa program untuk memfasilitasi  mahasiswa-mahasiswa tingkat 2 atau 3 yang kompetible berdakwah dan menyebarkan manjah wasathi azhary yang dibutuhkan dunia saat ini ke Eropa atau Asia timur selama bulan Ramadhan, jadi nanti kita akan mencari fasilitator yang akan menfasilitasi mereka selama berdakwah disana. Sehingga kami berharap manhaj wasathi ini akan tersebar dan tidak hanya kita saja yang menikmati tapi seluruh dunia.
4.       Liga Masisir: Perlombaan berbagai cabang olahraga yang akan dihelat selama setahun dengan harapan akan meminimalisir keributan dan persetaruan yang biasanya terjadi karena waktu pelaksanaannya yang panjang, sehingga Masisir akan punya kesibukan, bagi yang suka kajian akan kita cover, yang suka olahraga ada Liga Masisir dan seterusnya.

5.       Wonderful Indonesia: Promosi Budaya Indonesia berupa kunjungan-kunjungan ke Universitas-universitas di Mesir, kemudian mengadakan kegiatan-kegiatan promosi seperti Flash Moveyang akan bekerjasama dengan Kekeluargaan yang nantinya akan diliput oleh Tim PPMI TV dan akan diunggah ke YouTube dengan Caption bahasa Arab agar bisa dinikmati orang-orang Mesir. (fathul.ibnu.kaizen)

Doc: Kabinet berpose setelah Pelantikan
Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad