Informatika Mesir
Home Hard News Grand Syekh al-Azhar Hadirkan Ulama Besar di Multaqo Buuts

Grand Syekh al-Azhar Hadirkan Ulama Besar di Multaqo Buuts

Ulama al-Azhar saat acara Multaqo di Buuts 
Informatika News, Kairo – Ahad (4/8) Multaqo ke-5 untuk mahasiswa asing terlaksana di masjid Madinatul Buuts al-Islamiah. Acara yang disusun oleh Amin Amm Hai’ah Kibar Ulama di bawah naungan Grand Syekh al-Azhar Ahmad Toyyib tersebut sukses menghadirkan pembicara berkaliber, Syekh Ahmad Mabid Abdul Karim, Syekh Ali Jumah, Syekh Robi Jauhari, Syekh Ibrohim Hud Hud dan ulama al-Azhar lainnya. Pada pertemuan sebelumnya, acara ini berhasil menyedot banyak perhatian mahasiswa asing, terutama asal Indonesia, karena pembicara yang didatangkan Syekh Ali Jumah. Berdasarkan jadwal yang tersebar, Multaqo Kibar Ulama ini akan berlangsung selama 13 pertemuan, dan sejauh ini baru lima pertemuan.

Menurut Prof. Dr. Shalah Mahmud al-Adili, Amin Amm Hai’ah Kibar Ulama, multaqo ini dibuat untuk menyebarkan pemahaman yang lurus dan wasathi, seperti pemahaman yang menjadi pondasi al-Azhar, jauh dari pemikiran yang keras kiri atau keras kanan. Kemudian, semua yang disampaikan oleh pembicara-pembicara bukan hanya sebatas teori semata, akan tetapi dapat dipraktikkan dalam kehidupan nyata, sebagai hasil dari multaqo yang diadakan.

Pada pertemuan ke-5 malam tadi (4/8) turut hadir dua pembicara dari ulama al-Azhar al-Syarif, yaitu Syekh Muhammad Mutawali Mansur, Guru Besar Bahasa Arab di Universitas al-Azhar dan Syekh Hasan Jabr, Guru Besar Tafsir dan Ilmu Quran di Universitas al-Azhar. Tema yang diusung pada pertemuan ke-5 tersebut adalah “Ayat al-Quran al-Karim antara Pemahaman yang Salah dan Pemahaman yang Benar.”

Acara dibuka dengan lantunan ayat al-Quran al-Karim. Selanjutnya adalah kalimat sambutan yang disampaikan oleh Amin Amm Haiah Kibar Ulama selaku pelaksana acara. Pada sambutan tersebut Syekh Shalih menyampaikan beberapa tema dari multaqo yang telah diadakan sebelumnya dengan mengisyaratkan bahwa multaqo yang diadakan selalu memiliki hubungan yang erat dengan tema yang diusung setelahnya. Tujuannya agar para audiensi yang hadir dapat mencerna dengan baik multaqo yang diadakan mulai dari awal pertemuan sampai akhir pertemuan nanti.

Pembicara pertama, Syekh Muhammad Mutawali menyampaikan bahwa al-Quran memberikan lima kejutan ketika seseorang non-muslim mulai membacanya. Pertama, di dalam al-Quran terdapat surat Maryam, nama dari ibunda nabi Isa AS. Sementara surat dengan nama ibunda nabi Muhammad tidak ditemukan. Kedua, di dalam al-Quran terdapat nama nabi Isa disebut sebanyak 25 kali, sementara nabi Muhammad sendiri disebut sebanyak empat kali. Ketiga, kemukjizatan al-Quran dari semua sisinya tidak dapat ditandingi oleh siapapun. Keempat, kebenaran yang sebutkan dalam al-Quran dapat dibuktikan dan diteliti. Kelima, Abu Lahab dan istrinya pada dasarnya bisa menyebut kalimat syahadat, akan tetapi mereka tidak bisa mengucapkanya dikarenakan ada surat dalam al-Quran yang turun khusus melaknat mereka berdua. Maka, ketika seseorang mulai mengenal Islam dari dasar dan sumbernya, yang akan didapatkan adalah pemahaman yang baik dan lurus. Al-Quran sama sekali bukan buatan nabi Muhammad ketika memperhatikan apa yang termuat di dalamnya.

Kemudian pembicara kedua Syekh Hasan Jabr menyampaikan beberapa poin, diantaranya: pertama, cara memahami al-Quran dengan baik dan benar itu adalah menempatkannya pada konteks yang sesuai. Seperti ayat yang membahas tentang peperangan, dalam sejarah kaum muslimin berperang hanya untuk membela diri dari kezaliman dan menjaga diri dari serangan musuh. Kedua, bahwa pemahaman yang salah pada al-Quran akan menyebabkan orang mudah untuk mengkafirkan dan mudah menyalahkan orang lain. Ketiga, pemahaman yang salah pada al-Quran menyebabkan ada perbedaan antara Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Rububiyah, padahal pada dasarnya tidak ada perbedaan antara keduanya, sebagaimana dalam surat pertama dan terkahir dalam al-Quran mengisyaratkan tentang persamaan antara keduanya. Keempat, bahwa ada yang menyebut istilah ayat saif (pedang) untuk menggambarkan Islam itu agama yang mengajarkan untuk berperang, padahal dalam al-Quran tidak ada istilah seperti itu. Terakhir adalah fitnah yang tersebar untuk melemahkan Islam, Islam itu boleh jadi melemah pada masa-masa tertentu akan tetapi Islam itu tidak akan pernah hilang.

Acara multaqo ditutup dengan kesimpulan singkat yang disampaikan oleh Syekh Shalah Mahmud dari apa yang disampaikan oleh dua pembicara sebelumnya. Acara diakhiri dengan sholat Isya berjamaah.
Reporter: Wahyudi Maulana Hilmy
Editor: Zaenal Mustofa
    

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad