Informatika Mesir
Home Aktualita Gagas Pameran Jejak Ulama Jawi, Miftah Wibowo: Komunitas Jawi Tak Terbatas Geopolitik

Gagas Pameran Jejak Ulama Jawi, Miftah Wibowo: Komunitas Jawi Tak Terbatas Geopolitik

Miftah Wibowo saat memandu pengunjung. (Sumber: Dokumentasi Informatika/Hanisa)

Informatikamesir.net, Kairo — Miftah Wibowo, salah satu penggagas Pameran Jejak Ulama Jawi di Kairo mengatakan, Komunitas Jawi merupakan komunitas besar yang tak hanya terbatas oleh geopolitik seperti sekarang, juga tidak terbatas di ulama nusantara saja.

“Makanya judulnya bukan naskah ulama nusantara tapi ulama Jawi, supaya merangkul semua komunitas yang terpecah-pecah oleh geopolitik di dalam kajian akademik. Dan akhirnya pesan ini tersampaikan,” terang Miftah kepada Informatika, Kamis, (1/4) kemarin.

Dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang pelaksana tampilkan dalam pameran itu juga dijelaskan, secara geografis Komunitas Jawi tersebar dari Dunia Melayu hingga ke ujung Kepulauan Nusantara, mencakup Bangsa Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, dan lain sebagainya.

Bahkan menurut Miftah, Ulama Jawi dulu menggunakan aksara yang sama, dan paling penting ialah lingua franca atau lughah musytarikah (melayu lama) yang menjadi cikal bakal lahirnya bahasa-bahasa modern sekarang, seperti Bahasa Indonesia.

Acara yang mereka mulai sejak Ahad, (28/3) lalu itu merupakan hasil dari kerja sama antara Perpustakaan Mahasiswa Indonesia Kairo (PMIK) dan Pojok Peradaban, serta beberapa pihak lain, seperti PPMI Mesir, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwil Kairo, Lazizmu, dan para donatur lainnya.

Pameran tersebut menampilkan 15 display berupa infografik perjalanan orang Jawi, mulai dari sejarah, tanah air, ulama yang pertama kali belajar ke timur tengah, keterkaitan antara ulama jawi dan toko buku Halaby, kemudian infografik karya berdasarkan disiplin ilmu. Terpajang pula 62 eksemplar naskah karangan para ulama itu, yang kesemuanya Miftah kumpulkan bersama timnya.

“Mulai tanggal 8 Maret kita mengumpulkan riset lapangan bersama Mas Farid dan Mas Andrian (Menteri Koordinator 1 PPMI Mesir), sampai sekarang total yang terkumpul 83 naskah, (dan) masih kisaran 30 naskah lagi yang belum terkumpul,” tambah Miftah.

Miftah selaku Kurator Galeri dalam pameran itu juga memaparkan, acara yang hanya dirancang dalam 10 hari terhitung sejak Kamis, (18/03) lalu itu, prosesnya terbagi menjadi 2 fase, yaitu: Fase Pertama, meliputi pencarian, identifikasi kitab, digitalisasi, dan ditutup dengan seminar dan pameran galeri.

Fase Kedua, berupa digitalisasi penuh, mulai dari halaman pertama hingga halaman akhir. Fase ini ia katakan mampu memakan waktu yang cukup lama, dikarenakan faktor alat yang belum cukup memadai, dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas. Ada pun lanjutan dari fase ini adalah dengan mengadakan seminar atau kajian dari salah satu naskah.

Banyaknya karangan Ulama Jawi yang menggunakan konteks Bahasa Arab membuat panitia sangat mempersilakan Masisir yang ingin menukil atau mengkritisi kitab-kitab tersebut, untuk dijadikan tesis maupun disertasi. Salah satu contohnya, kitab Matan Nahwu Syazaroh Jumaniyyah karangan Syekh Nawawi al-Bantani yang kemudian diuraikan lagi oleh Syekh Hasan Mustofa bin Usman Cipta Menggala.

Tidak hanya itu, Miftah juga mengungkapkan, kedepannya pameran tersebut akan mereka tampilkan kembali dalam acara simposium PPI Dunia Kawasan Timur Tengah dan Afrika (Timtengka) mendatang sebagai ajang bukti bahwa orang Jawi pernah jaya pada masanya.

Di samping itu, Dede Rahmatul Farid selaku Ketua PMIK menjelaskan, pada mulanya acara tersebut hanya mereka rencanakan dalam bentuk seminar dan pembukaan agenda kegiatan termin 2 PMIK, tanpa adanya ide pameran galeri.

“Awalnya ana nge-chat Ustaz Miftah menjelaskan keadaan PMIK yang baru saja direnovasi, kemudian mau ngadain seminar, dan juga mau minta konten-konten ulama nusantara yang pernah belajar di Azhar agar dijadikan sebagai timeline,” tuturnya.

Melonjaknya jumlah pengunjung dalam Pameran Galeri tersebut, ditambah banyaknya animo masyarakat yang hanya berkesempatan di akhir pekan saja, akhirnya panitia memperpanjang waktunya hingga hari ini, Ahad (4/4).

Reporter: Hanisa Zulistia

Editor: Defri Cahyo Husain

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad