Informatika Mesir
Home Feature Dua Nyawa Masisir Melayang, PPMI Mesir adalah Dalang?

Dua Nyawa Masisir Melayang, PPMI Mesir adalah Dalang?

Ilustrasi orang yang meninggal. (Sumber: www.suaramerdeka.com)

Informatikamesir.net, Kairo – Siang itu, ternyata panas memaksa masuk ke dalam ruangan ber-AC Auditorium Wisma Nusantara, melalui mulut seorang Dewan Pimpinan (Depim) Badan Perwakilan Anggota (BPA) PPMI Mesir. Fatan Winarto, itulah nama yang melekat padanya.

Dalam forum serius, dengan ekspresi yang tegas, Fatan menyingkap hal yang tidak diketahui banyak orang. Para peserta sidang yang terdiri dari anggota-anggota Fraksi Majelis Permusyawaratan Anggota (MPA) dan Komisi BPA PPM Mesir mendengar orasinya dengan saksama.

Barang kali, yang sebenarnya ingin mereka perhatikan bukan bagaimana Fatan berorasi dalam pemilihan Calon Depim MPA PPMI Mesir, melainkan adalah poin tentang PPMI Mesir yang secara tak langsung telah membunuh dua Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) awal tahun ini.

Selasa, (2/8/2022) lalu, Fatan bercerita, kedua Masisir tersebut kala itu sedang sakit parah dan dirujuk ke rumah sakit. Namun, harapan untuk bisa sembuh itu pun sirna begitu saja oleh biaya rumah sakit yang katanya mahal. Keduanya mau tidak mau harus pindah ke rumah sakit lain karena tak mampu membayar. Alhasil, telatnya penanganan itu yang merenggut nyawa dua insan tersebut.

Di balik kabar duka tersebut menyimpan sebuah rahasia yang cukup besar. Usut demi usut, Informatika mencoba untuk meminta keterangan Fatan via WhatsApp. Kumpulan huruf yang ia lontarkan secara daring itu terjalin menjadi rajutan jawaban yang menghebohkan; PPMI Mesir mempunyai dana kas sosial yang jumlahnya cukup untuk membiayai Masisir yang sakit di bagian perut tersebut.

Nasi sudah menjadi bubur. Antara kabar duka dan petaka, keduanya menjadi tanda tanya besar. Fatan pun melanjutkan, hal ini disebabkan oleh tidak adanya regulasi yang baik di tubuh PPMI Mesir untuk menanganinya, sehingga uang yang seharusnya cukup untuk membiayai rumah sakit tersebut tidak bisa dicairkan ketika itu.

“Kalau ada lembaga yang secara khusus dan berjalan secara efektif untuk mengurus dana itu, saya rasa dana ini bisa jadi wasilah yang menyelamatkan nyawa Masisir,” ucap Fatan kepada Informatika, Kamis (4/8/2022) kemarin.

Lembaga yang Fatan maksud adalah Takaful PPMI Mesir. Menurut pernyataannya, sebenarnya lembaga ini sudah berjalan cukup baik di masa pemerintahan Arief Mughni, Lc., Presiden PPMI Mesir 2019-2020. Namun, fungsinya menurun seiring bergantinya presiden.

Ironisnya, dikarenakan tidak adanya SDM yang mengelola Takaful PPMI Mesir, atau mungkin lembaga lain semacamnya, uang kas sosial PPMI Mesir yang seharusnya cukup untuk membantu pembiayaan rumah sakit Masisir yang krisis itu, tidak bisa dicairkan, sekalipun menyangkut dua nyawa Masisir yang berharga.

“Kalau Takaful berjalan dengan baik, bahkan bisa dapat donasi dari muhsinin-muhsinin (red-penyantun) Mesir. Tapi menurut saya program open donasi antar Masisir masih cukup baik diadakan, supaya rasa peka dengan sesama Masisir tetap tumbuh dan terjaga,” pungkas Fatan mengakhiri percakapan.

Dua nyawa Masisir telah melayang; biaya rumah sakit begitu menjulang, sedang uang kas sosial PPMI Mesir tak bisa dicairkan. Telat penanganan, hingga berujung kematian. Lantas, siapa sebenarnya yang menjadi dalang dari tragedi yang mengenaskan?

Reporter: Azmi Putra Gayo

Editor: Defri Cahyo Husain

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad