Informatika Mesir
Home Feature Drama Wisuda* PPMI Mesir 2021; Miskalkulasi Panitia atau Presiden Gagal Paham?

Drama Wisuda* PPMI Mesir 2021; Miskalkulasi Panitia atau Presiden Gagal Paham?

Pembacaan Janji Wisudawan (Dok. Akun Instragram atdikbudcairo)

Informatikamesir.net, Kairo — Wisuda PPMI Mesir merupakan salah satu agenda besar PPMI Mesir di setiap periodenya. Agenda ini bahkan menjadi salah satu program yang ‘wajib’ diadakan oleh Dewan Pengurus (DP) PPMI Mesir yang dalam hal ini dikoordinir oleh Menteri Koordinator (Menko) I yang  membawahi departemen keilmuan dan ke-Azharan.

Lazimnya sebuah agenda besar, maka akan besar pula sorotan yang ditujukan kepadanya. Hal tersebut jugalah yang terjadi dalam penyelenggaraan Wisuda PPMI Mesir 2021 yang dilaksanakan pada bulan November lalu. Banyak pihak yang akhirnya menyoroti berbagai problematika yang ada dalam penyelenggaraan agenda itu sendiri. Dengan berlandaskan semangat membangun perbaikan, kita semua tentu berharap agar penyelenggaraan agenda tersebut bisa menjadi lebih baik di kemudian hari.

Adapun beberapa hal yang cukup menjadi sorotan dalam pelaksanaan Wisuda PPMI Mesir 2021 di antaranya adalah perihal miskalkulasi jumlah calon wisudawan, kenaikan iuran pembayaran wisudawan, uang hadiah untuk sepuluh wisudawan terbaik yang belum dicairkan, serta penunjukan mahasiswa yang bertugas untuk membacakan ikrar wisudawan.

Untuk menjawab berbagai isu tersebut, berikut adalah penjelasan dari beberapa panitia pelaksana yang sekiranya dapat menjadi klarifikasi atas munculnya berbagai isu dan problematika seputar Wisuda PPMI Mesir 2021.

Wisudawan Membeludak, Iuran Wisudawan pun Membengkak

Berdasarkan penuturan Wakil Ketua Panitia, Musthofa Fadhila, yang disampaikan dalam konten Podcast Bareng PPMI Mesir (PODMI) episode empat, dengan judul “Wisuda 2021 Banyak Drama?” di kanal Youtube PPMI Mesir, ia menjelaskan kronologi terjadinya pembeludakan jumlah pendaftar pada hari pertama pendaftaran yang mana melebihi kuota yang telah dikalkulasikan oleh panitia.

Pada awalnya, pihak panitia telah menyiapkan kuota untuk wisudawan sebanyak 250 orang, atas dasar kebijakan penggunaan separuh kapasitas aula Al-Azhar Conference Center (ACC) yang berjumlah 700 kursi. Adapun rinciannya adalah 150 untuk wisudawan asal Indonesia dan 100 untuk wisudawan non-Indonesia.

Namun, menurut pernyataan Musthofa, pihak panitia telah salah mengkalkulasikan jumlah calon wisudawan dari para mahasiswa angkatan 2016 yang mana memang mendominasi kuota wisudawan kala itu. Karena jumlah calon wisudawan yang terlampau banyak, pihak panitia pun mengambil kebijakan untuk menambah jumlah kuota wisudawan menjadi 400 orang.

Menambahkan pernyataan Musthofa, Koordinator Divisi Acara, Fathan Winarto, turut menjelaskan bahwa kebijakan tersebut diambil atas dasar kesepakatan panitia yang akhirnya mengadakan rapat insidental di hari pertama sesi pendaftaran calon wisudawan.

Menurut Fathan, penambahan kuota adalah sesuatu yang krusial, mengingat hal itu akan berdampak pada konsep yang telah dirumuskan dan dicanangkan oleh setiap divisi dalam kepanitiaan wisuda, dari mulai proses pemanggilan yudisium, hingga jumlah konsumsi untuk wisudawan.

Ia lantas menjelaskan bahwasanya pihak panitia pada akhirnya mulai mempertimbangkan keluhan yang diajukan oleh para pendaftar yang belum mendapatkan jatah kuota wisudawan PPMI Mesir 2021, setelah mendengar kesiapan mereka untuk membayar biaya sewa gedung dengan nominal yang sama dengan calon wisudawan non-Indonesia, yaitu 400 EGP. Faktanya, jumlah tersebut merupakan dua kali lipat dari iuran biaya sewa gedung yang diberlakukan oleh panitia kepada calon wisudawan asal Indonesia di kuota awal yang hanya sebanyak 200 EGP.

“Namun, karena penambahan harga ini bukan hal yang sepele, akhirnya kita (panitia) merasa harus tetap kasih feedback yang baik buat wisudawan, karena uangnya nambah. Kita akhirnya nge-gratisin biaya foto dan editing di photoboot yang mana sebenarnya itu bukan hal yang mudah bagi panitia, karena akhirnya kita harus buat teknis ulang, sampai memperhitungkan ulang semuanya lagi,” pungkas Fathan dalam sesi wawancara dengan reporter Informatika.

Finansial PPMI yang Belum Stabil dan Dana dari KBRI Kairo yang Tak Dapat Diambil

Saat ditanyai terkait sirkulasi keuangan kepanitiaan wisuda, Muadz Nasith selaku Ketua Panitia Wisuda PPMI Mesir 2021, menerangkan bahwa Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) panitia Wisuda PPMI Mesir 2021 nantinya akan dipublikasikan setelah disahkan oleh Presiden PPMI Mesir. Adapun secara garis besar, sumber keuangan panitia Wisuda PPMI Mesir 2021 adalah murni seluruhnya berasal dari peserta wisuda.

Hal demikian dapat terjadi mengingat anggaran dana yang sama sekali tidak dapat dicairkan dari KBRI Kairo. Menurut pengakuan Muadz, kondisi finansial PPMI Mesir pada waktu itu pun belum normal dan stabil dikarenakan beberapa hal. Ia pun lantas menyebutkan secara global, total pendanaan Wisuda PPMI Mesir 2021 adalah sejumlah 332.635 EGP. Adapun total pengeluaran selama rentetan acara berlangsung adalah sejumlah 323.719 EGP.

Terkait sisa dana yang berjumlah 8.916 EGP, Muadz menjelaskan bahwa dana tersebut nantinya akan dialokasikan untuk penyelenggaraan rapat evaluasi, pembuatan sertifikat panitia, serta membiayai berbagai keperluan LPJ Panitia. Setelah draf LPJ Panitia nantinya disahkan oleh Presiden, ia menuturkan bahwa kemungkinan, sisa dana tersebut akan digunakan untuk perawatan inventaris panitia Wisuda PPMI Mesir agar dapat kembali digunakan pada penyelenggaraan wisuda di kemudian hari.

Uang Hadiah yang Seharusnya Di-Hibahkan untuk Sepuluh Wisudawan Terbaik

Ketua Panitia Wisuda PPMI Mesir 2021, Muadz Nasith, memberikan klarifikasi terkait isu yang beredar seputar uang hadiah yang seharusnya diterima oleh sepuluh wisudawan terbaik. Ia menjelaskan bahwa awalnya, hadiah tersebut berasal dari KBRI Kairo dengan jumlah total 14.000 EGP serta dari pengusaha Mesir, Muhammed Ragab Ahmed atau yang biasa dikenal dengan nama “Baba Ragab”, yang mana berjumlah 18.000 EGP.

Namun hingga hari pelaksanaan wisuda, uang hadiah yang dapat dicairkan hanyalah yang berasal dari KBRI Kairo dengan rincian pembagian 3000 EGP untuk peringkat satu dan dua, serta 1.500 EGP untuk peringkat tiga hingga sepuluh.

Adapun uang hadiah yang berasal dari Baba Ragab, Muadz menuturkan bahwa hal tersebut merupakan tanggung jawab Presiden PPMI Mesir yang hingga saat ini masih berupaya untuk mem-follow up baik ke Baba Ragab maupun ke penerima hadiah, terkait pencairan uang hadiah tersebut.

“Mekanismenya, sudah dibuatkan grup untuk menghadap ke Baba Ragab oleh Pak Presiden, tapi belum tahu kapannya, masih nyari jadwal atau gimana. Jadi, follow up-nya baru pembentukan grup aja,” jelas Muadz.

Tiga Permintaan Khusus Presiden PPMI Mesir yang Kurang Memahami Mekanisme Wisuda

Fathan Winarto selaku Koordinator Divisi Acara Wisuda PPMI Mesir 2021 juga turut berupaya untuk memberikan informasi yang valid terkait isu adanya tiga permintaan khusus Presiden PPMI Mesir, Ahsanul Ulil Albab -yang juga menjadi salah satu peserta dalam Wisuda PPMI Mesir 2021-, kepada panitia penyelenggara wisuda.

Di antaranya adalah; 1) Permintaan untuk menjadikan dirinya sebagai petugas pembacaan ikrar wisudawan, 2) Agar disediakan tempat duduk khusus di barisan depan bersama para tamu VIP, serta 3) Agar namanya disebutkan di panggilan pertama pada sesi yudisium para wisudawan.

Dari ketiga permintaan tersebut, dua di antaranya dapat diupayakan oleh panitia wisuda, yaitu terkait penugasan dalam pembacaan ikrar wisudawan serta penyediaan tempat duduk khusus di barisan depan bersama para tamu VIP.

Terkait permintaan kedua, pada awalnya pihak panitia tidak memberikan persetujuan untuk hal itu dengan mempertimbangkan perkiraan bahwa kursi barisan depan akan penuh diisi oleh para tamu VIP. Namun pada hari pelaksanaan wisuda, ternyata masih ada kursi kosong di barisan kursi tamu VIP, yang mana kemudian diserahkan kepada Presiden PPMI Mesir.

Fathan lantas menjelaskan bahwa permintaan ketiga dari Presiden PPMI Mesir 2021/22 tersebut akhirnya tidak dapat disetujui oleh panitia. Dengan pertimbangan, urutan pemanggilan wisudawan harus diatur sesuai jenjang pendidikan dari wisudawan yang bersangkutan. Sementara untuk pemanggilan di jenjang Strata 1 (S1), pihak panitia memiliki metode tersendiri yang telah dipatenkan dan digunakan oleh para panitia wisuda sebelumnya yang mana sudah teruji keabsahan pelaksanaannya. Hal ini pun membuat permintaan ketiga itu tidak memungkinkan untuk disetujui dan dilaksanakan oleh pihak panitia.

Terkait ketiga permintaan yang diutarakan Presiden PPMI Mesir kepada pihak panitia tersebut, menurut Fathan, hal itu mungkin didasari oleh kurangnya pemahaman Presiden terhadap mekanisme penyelenggaraan wisuda. Ia pun menyayangkan dilayangkannya ketiga permintaan tersebut ke pihak panitia yang mana membuat para panitia harus mengatur beberapa penyesuaian ulang terhadap mekanisme wisuda yang telah dirumuskan sebelumnya.

Di akhir sesi wawancara, Fathan menuturkan keresahannya selama rentetan penyelenggaraan Wisuda PPMI Mesir 2021. Menurut perspektifnya sebagai Koordinator Divisi Acara, banyak informasi yang tidak tersalurkan ke divisi yang lain yang mana disebabkan oleh jarangnya pelaksanaan rapat untuk seluruh koordinator divisi bersama ketua panitia.

Ia pun menambahkan, bahwasanya hal itu mungkin disebabkan oleh karena ketua panitia dan wakilnya yang akhirnya disibukkan dengan hal-hal yang seharusnya bukan tanggung jawab mereka. Kendati demikian, teralihkannya tanggung jawab mereka berdua juga disebabkan oleh pihak-pihak tertentu yang mungkin kurang memahami mekanisme penyelenggaraan wisuda sehingga penyelenggaraannya pun masih jauh dari kata sempurna.

*Judul opini di bedug.net oleh Sawdah Fauzi

Reporter: Dandi Azhary Nasution

Editor: Nur Taufiq

 

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad