Informatika Mesir
Home Hard News DPP PPMI, BPA-MPA PPMI, dan Wihdah-PPMI Kongkow, Pangeran : Merdeka adalah Persatuan

DPP PPMI, BPA-MPA PPMI, dan Wihdah-PPMI Kongkow, Pangeran : Merdeka adalah Persatuan

Informatika, Mesir- Para pimpinan Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir berkumpul untuk menghadiri undangan upacara kemerdekaan RI ke-72 di lapangan upacara Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Garden City, Kairo, Kamis (17/08).

Pangeran Arsyad Ihsanul Haq yang juga presiden PPMI periode 2017-2018 bertindak selaku peleton pada barisan undangan mahasiswa-mahasiswi. Nuansa Garini sebagai ketua Wihdah berdiri disamping Pangeran, begitupun ketua MPA, M. Yusuf Ibrahim. Tampak terlihat dalam barisan ketua BPA, Tarmizi Tahir dan wakil presiden, Fakhry Emil Habib, Lc.

“Indonesia merdeka dengan adanya persatuan, maka Masisir pun akan merdeka dan maju dengan adanya persatuan,” kata Pangeran saat diwawancarai.

Ia mengatakan bahwa Masisir harus memaknai 72 tahun Indonesia merdeka bukan hanya dari angkanya saja melainkan bagaimana seharusnya Indonesia akan dibawa. Kemudian ia menegaskan, jika 100 tahun lalu para senior dengan bersatu bisa  berdiplomasi dengan pemerintah Mesir untuk memperjuangkan kemerdekaan RI, maka, mari, ajaknya, kita bersatu untuk membangun Indonesia dengan kontribusi yang nyata, bukan hanya sekedar keinginan tanpa aksi. Ia mengatakan, di era digital, tempat tidak lagi penting, tapi bagaimana kita punya ide, gagasan dan tau cara mengerjakannya.

M. Yusuf Ibrahim mengatakan bahwa hakikat merdeka ada jika Masisir merdeka dari pemikiran, sikap dan akhlak. Ia  berujar, angka 72 tahun ini jangan hanya dijadikan symbol tapi harus dijiwai dengan semangat kemerdekaan yang tak pernah padam. “Saat ini, Indonesia belum merdeka dalam arti sesungguhnya, (Indonesia-red) merdeka tapi masih cenderung  berkata, dan bersikap tanpa adanya resapan dalam jiwa,” ujarnya.

Ketua  Wihdah-PPMI, Nuansa Garini, melihat Indonesia ke tahun 2030, dirinya mengajak kepada Masisir untuk bersiap-siap menjadi manusia berkualitas. Pasalnya, menurut mahasiswi asal Bekasi ini, pada 2030 Indonesia akan mengalami bonus demografi, dimana pada saat itu karya dan kualitas akan dipertaruhkan, “Aku harap kepada Masisir untuk serius belajar, serius mengolah diri, agar nanti ketika kita pulang ke Indonesia, kita siap menjadi manusia yang berkualitas, sehingga bisa ikut berkontribusi memajukan negara Indonesia,” kata Nunu sapaan akrab mahasiswi alumni PMDG 1, Mantingan ini. (Fatah)

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad