Informatika Mesir
Home Hard News Diskusi Ilmiah, Launching dan Bedah buku “Keaslian dan Liyan” oleh Kelompok Studi Kajian Al Mizan

Diskusi Ilmiah, Launching dan Bedah buku “Keaslian dan Liyan” oleh Kelompok Studi Kajian Al Mizan

Diskusi Ilmiah, Launching dan Bedah buku “Keaslian dan Liyan” Pergulatan Paradigma dan Metodologi dalam Islam berhasil diselenggarakan oleh Kelompok Studi Kajian Al Mizan Jumat Lalu.
________
Liputan Kairo. Jum’at, 7 April. Diskusi Ilmiah, Launching dan Bedah buku “Keaslian dan Liyan”  Pergulatan Paradigma dan Metodologi dalam Islam berhasil diselenggarakan oleh Kelompok Studi Kajian Al Mizan di Aula KMJ.

Acara yang memiliki tiga sesi tersebut, sukses mengantarkan arti keaslian, liyan, paradigma dan metodologi dalam Keilmuan Islam. Dihadiri oleh tiga tokoh pembicara yakni M. Abdul Rouf, Lc, Dipl,. Kandidat Master Islamic Studies, IISS Kairo sebagai pembicara, M. Aunul Abid Shah, MA Kandidat Doktoral Akidah Filsafat, Univ Al Azhar Kairo sebagai pembedah, dan Dr. Usman Syihab, MA Atase Pendidikan KBRI Kairo selaku pembanding terhadap isi buku tersebut.

Buku ini merupakan terbitan asli dari kelompok kajian Al Mizan oleh beberapa Masisir aktivis kajian ini. Ia Berusaha menyingkap segi “keaslian” ilmu Islam dan unsur “liyan”nya. Dualisme tersebut saling bekerja sama dan saling bergulat dalam melahirkan ide-ide yang cemerlang bagi peradaban kemanusiaan. Selain hal itu pula, buku ini mengajak pembaca untuk menyaksikan bagaimana Islam membangun paradigma dan metodologi keilmuannya secara kuat.

Mengenai judul utama buku ini, seperti halnya yang dikatakan oleh Aunul Abid Shah di sesi kedua, bahwa setiap ilmu telah memiliki metodologi masing-masing. “Seperti ilmu mustalah dengan metode autentifikasi. Kaitannya dengan keaslian dan liyan ini, bahwa Manhaj Azhar menghidupkan keduanya dengan menguasai ilmu-ilmu seluruhnya (gak cuman paham satu ilmu saja). Alumni Al-Azhar kaya materi, akan tetapi miskin metodologi (penerapannya). Maksudnya misal seseorang belajar Nahwu dengan mendalam tetapi ia tidak belajar Ushul Fikih, sehingga ia tidak paham menerapkan metodologi keilmuan Islam.”

Usman Syihab juga memaparkan bahwa metodologi asholah dan dakhilah memerlukan kemampuan meriset atau meneliti suatu fenomena. “Tidak sebatas mengatakan misal Nikah adalah sunah dengan dalil Nash. Tapi bagaimana meneliti kemanfaatan nikah itu sendiri dari segi sosialis, psikologis di Indonesia, Mesir, bahkan Barat. Teliti kehidupan mereka.”

Kemudian ia mencontohkan salah satu karya monumental umat Islam ialah Muqaddimah Ibnu Kholdun. Adalah sebuah buku akan hasil dari metodologi fenomenal (analisis fenomologi). “Metode belajar kita saat ini hanya menghafal kaedah dan memahami contoh. Maksudnya lihat Ibnu Kholdun, ia berhasil membuat pembelajaran metode induktif atau analisis. Dengan cara menganalisis lapangan dan membuat kesimpulan hingga terciptalah kaedah, kemudian lahirlah Muqaddimah. Kita juga harus seperti itu harus menganalisis lapangan, menyimpulkan, dan membuat kaedah.”

Dari beberapa tanggapan di atas telah jelas apa maksud dari sisi judul utama buku ini. Setelah usai ketiga sesi utama, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang berjumlah empat orang penanya. Kemudian acara ditutup dengan sesi pemberian penghargaan dan foto bersama.

Berbicara mengenai Al Mizan Study Club, Ia merupakan kelompok Kajian Pemikiran Islam Kontemporer dan Dirasat Islamiah. Kelompok ini dibentuk tahun 1995-hingga sekarang, sebagai wacana peningkatan sumber daya manusia yang mampu mendalami kajian khazanah keislaman klasik (Turast) serta dapat mengimbangi perkembangan pemikiran Islam di dunia Arab, umumnya, dan di Mesir, khususnya. Juga berusaha untuk bisa mengaktualisasikan kajian-kajiannya dalam konteks keIndonesiaan dan Kemodernan. (Adam)

x

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad