Informatika Mesir
Home Beranda Dari Skandal Investasi, Penipuan, Hingga Penggelapan Gaji

Dari Skandal Investasi, Penipuan, Hingga Penggelapan Gaji

Ilustrasi penipuan (Sumber: Harapanrakyat.com)

Informatikamesir.net, Kairo – Problematika terkait investasi bodong belum terselesaikan, tiba-tiba muncul masalah baru terkait penipuan gaji di tempat kerja yang mengikat nama Hilman Auzan. Kasus penipuan ini terjadi di Restoran Bumbu Indonesia Cairo, Mesir. Dan korbannya adalah pekerja yang berasal dari Indonesia.

Korban yang sempat diwawancarai Tim Informatika mengatakan bahwa di saat ia melaporkan permasalahannya ke Dewan Keamanan dan Ketertiban Mahasiswa (DKKM) PPMI Mesir. Bukannya memberi solusi atau mendengar lengkap kronologis lengkap dari penipuan gaji yang dialami, DKKM malah menceritakan permasalahan investasi dan penipuan yang terjadi sebelumnya.

Kasus-kasus sebelumnya itu yang mana jumlah nominal lebih besar dan hitungannya hingga ribuan dolar, daripada penipuan gaji yang para pekerja Restoran Bumbu Indonesia Cairo alami hanya berapa ribu Pounds Mesir saja.

Lantas, bagaimana kronologi sebenarnya yang terjadi dan dialami pekerja di Restoran Bumbu Indonesia Cairo dari awal bekerja sampai memutuskan untuk keluar karena permasalahan gaji yang diduga dimonopoli oleh Hilman Auzan sebagai orang yang menggaji para karyawan di sana? Apa Hilman memang benar menggelapkan upah para pekerja? Dan jika benar, berapa besar jumlah uang yang sebenarnya sudah digelapkan? Lalu, mengapa bisa Hilman Auzan masih dapat berkeliaran bahkan dipercaya untuk bekerja, serta mengelola gaji pekerja di sana? Serta bagaimana langkah yang sudah coba diambil oleh pemangku kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan ini?

Tersebarnya Informasi Lowongan Kerja
Setelah Covid-19 melanda dunia dengan ketakutan akan terangutnya nyawa oleh virus tak kasat mata, krisis ekonomi pun hadir menyelimuti dan menambah ketakutan dengan keserakahan manusia dan ketidakberdayaan atas sebagian yang lainnya. Inflasi terjadi dimana-mana yang menyebabkan harga bahan pokok melambung tinggi tak tertahankan.

Namun, bak berada di bayangan surga yang indah nan penuh harapan, muncul sebuah tawaran kerja pada salah satu restoran besar di Mesir. Hal yang membuat menarik khalayak ramai dari lowongan kerja tersebut tak lain dan tak bukan adalah nominal gaji yang dihitung lumayan besar untuk sehari bekerja. Yaitu, 250 EGP per harinya bekerja.

Tersebarnya informasi lowongan kerja tersebut terhitung sekitar bulan Oktober hingga November tahun 2022. Sebaran Loker dapat ditemukan pada laman Pasar Online Masisir di Facebook yang itu menjelaskan bahwa dibutuhkannya pekerja sebagai koki, digaji dengan waktu kerja 12 jam per-hari.

Foto pencarian pekerja di Facebook

Lowongan kerja tersebut banyak dijumpai dan tersebar di grup online jual beli Masisir, seperti yang berhasil didapatkan oleh tim Informatika di atas.

Awal Mula Melamar Kerja, Hingga Muncul Indikasi Penipuan
Salah satu korban berinisial (MH) menceritakan kepada Tim Informatika awal mula ia mengetahui lowongan pekerjaan tersebut pada Sabtu, (22/10/2022). Tak hanya kabar gembira yang ia dapatkan saat itu, tetapi juga terdengar banyak desas-desus buruk tentang lowongan kerja tersebut. MH menjelaskan bahwa ia mendapat kabar bahwa banyak pekerja yang sebelumnya bekerja di Restoran Bumbu Indonesia memutuskan untuk keluar karena beberapa hal, salah satunya adalah perkara pekerja yang berada di bawah tekanan.

Korban yang tak terlalu mengerti apa alasan sebenarnya mengapa mereka meninggalkan perkerjaan tersebut tetap melanjutkan untuk melamar di Restoran Bumbu Indonesia Cairo. Namun, karena masih menumpuk rasa penasaran dalam dada dan kecurigaan yang besar terhadap isu tersebut, korban akhirnya mulai mencoba mencari tahu lebih dalam informasi terkait permasalahan dan alasan para pekerja-pekerja sebelumnya keluar dengan jumlah pergantian pekerja yang tidak sedikit. Seperti koki masak yang sudah tujuh kali berganti-ganti.

Ketika korban menjumpai dan bertanya terkait apa yang mereka alami dan rasakan, jawaban yang diberikan juga sangat membuat ia terheran-heran. Bahwa mereka sering bekerja di bawah tekanan dan banyak hal yang tidak menjadi bagian sebagaimana perjanjian pekerjaan mereka di awal melamar, dan saat itu tetap mereka lakukan semua karena keterpaksaan.

Contohnya seperti membersihkan bagian luar dari restoran, padahal deskripsi pekerjaan yang disepakati awal hanya bekerja sebagai koki. Itu semua membuat mereka merasa didiskriminasi dengan bekerja hingga melewati ketentuan waktu yang seharusnya.

Walaupun begitu, korban MH tetap mencoba peruntuhannya dalam bekerja kali ini, dengan kesadaran bahwa ia tak mempercayai penuh pada tempat ia bekerja. Terutama setelah menyelidiki lebih dalam tentang Hilman Auzan yang sudah lama berkiprah dalam dunia pengelabuan.

Korban melanjutkan penjelasannya bahwa ketika ia mulai bekerja, dirinya langsung menyadari semua itu tak berjalan semestinya. Dia dan satu teman kerjanya mulai diminta untuk menyusun menu makanan hingga menentukan harga untuk setiap list menunya. Tidak itu saja, para pekerja yang bersama korban sering diminta ide-ide tentang hal-hal yang sekiranya baik untuk restoran ke depannya dengan balutan kalimat indah, yaitu “kenaikan gaji”.

Semua kecurigaan awal tersebut, akhirnya sedikit demi sedikit mulai terbukti. Saat masih beberapa kali bekerja, mereka diminta bekerja dengan gaji yang tiba-tiba menjadi tak sesuai dengan yang dijanjikan. Tapi Hilman selalu merayu dengan “rayuan mautnya” terkait gaji mereka yang akan dibayarkan dan kemungkinan ada kenaikan ke depan.

“Coba saja dulu, sebulan…” kata korban yang mengutip perkataan Hilman Auzan kepada mereka. Setelah itu Hilman menambahkan, “Siapa tau gaji naik seperti apa yang kita harapkan sebelumnya.”

MH menambahkan bahwa dengan gaji yang tak sesuai itu membuat mereka sangat mengalami kesusahan, terutama dalam segi transportasi yang mana letak restoran yang berada di Giza. Serta segala keindahan akan sebuah gaji yang relatif besar tersebut untuk mahasiswa benar-benar hilang. Saat yang didapat tak sesuai dengan yang ditawarkan, terjadi penunggakan dalam pembayaran upah pekerja. Informatika berhasil mengumpulkan informasi dari beberapa orang yang menjadi korban rayuan manis si Serba Lima Ribu itu.

Gaji yang Tidak Sesuai
RF selaku salah seorang yang menjadi korban dari penunggakan gaji pada Restoran Bumbu Indonesia Cairo juga mengungkapkan kekesalannya. Ia mengaku bahwa gajinya pada bulan Januari tidak dibayarkan. Saat awal dia bekerja yaitu pada bulan Desember gaji yang diterima RF sebanyak 1200 EGP yang di mana seharusnya ia menerima gaji 1650 EGP.

RF dibuat terheran-heran karena usaha yang menghasilkan keringat jerih payah tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan.

“Diiming-imingi 275 gajinya per hari, 275 kali 6 dapat 1600, sedangkan ana pernah kerja 6 hari itu dapat sekitar 1200 doang,” ujarnya.
Dia pun mengaku bahwa gajinya yang dibulan Januari belum sampai ditangannya. Gaji yang seharusnya dibayarkan tanggal satu belum diberikan oleh Hilman Auzan dengan alasan hilang.

Dugaan Menggelapkan Upah Pekerja, Terbukti?
Mungkin beberapa beranggapan bahwa itu bisa jadi klaim sepihak dari pekerja-pekerja Restoran Bumbu Indonesia Cairo, yang sejatinya mereka sudah tidak aktif bekerja lagi terhitung sejak saat diwawancara Tim Informatika.

Namun, hal di atas telah diperkuat dengan adanya voice note (pesan suara) dari pemilik Restoran Bumbu Indonesia Cairo, Baba Ala. Yang mana menjelaskan bahwa Hilman Auzan telah kedapatan olehnya menggelapkan beberapa uang upah yang seharusnya digunakan untuk membayar gaji karyawan Restoran Bumbu Indonesia Cairo.

Baba Ala juga menginstruksikan kepada para pekerja lain untuk tidak terlalu bersosialisasi dengan Hilman dan menekankan bahwa pada permasalahan uang atau pembagian gaji tidak lagi diberi tanggungan Hilman Auzan untuk mengelolanya.

“Jangan berurusan terutama urusan uang sama Hilman karena dia seperti ini tidak amanah. Dia ambil gaji untuk dua orang dan gajian lain seenaknya. Jangan lagi ya, sampaikan ke yang lain juga,” ungkap Baba Ala.

Dari kutipan di atas yang Tim Informatika dapatkan dari pesan suara Baba Ala, terdengar dan terlihat sangat jelas bahwa Hilman telah melakukan kesalahan yang amat sangat fatal. Namun, MH menjelaskan bahwa sampai saat dirinya diwawancarai oleh Informatika, Hilman Auzan yang sudah melakukan berbagai kesalahan dan sudah diketahui langsung oleh pemilik restoran masih aktif bekerja pada Restoran Bumbu Indonesia Cairo.

Hilman Masih Berkeliaran ke Mana-Mana
Korban MH mencoba berasumsi bahwa salah satu alasan yang mengapa dia masih tetap bisa bekerja padahal sudah memiliki jejak buruk sebelumnya adalah berkat kuatnya backing-an dari belakang, “Atau bisa disebut orang dalam,” jelasnya.

Meskipun itu sulit untuk dibuktikan saat ini, namun tak ada hal lain yang lebih masuk akal kenapa Hilman Auzan masih bisa dan mudah berkeliaran bebas bahkan setelah berbuat masalah besar tahun kemarin, dan setelah membuat perjanjian tak mengulangi kesalahannya di beberapa tempat.

Sosok Hilman Auzan Dari Sudut Pandang Korban
Korban penipuan gaji oleh Hilman Auzan melukiskan bagaimana sikap dan kepribadian Hilman Auzan Ketika bersosialisasi kepada para pekerja. Menurutnya, Hilman itu adalah seorang yang pandai dalam mengolah dan memainkan kata-kata dalam berbicara untuk meyakinkan bahkan mengelabui orang lain.

Bukan hanya pada lingkup Masisir saja, tapi juga merambat ke lingkungan orang-orang Mesir sendiri. Karena bahasa Arab Amiyah Mesir sudah sangat dikuasai, hingga juga mudah untuk mendapat kepercayaan dari orang-orang Mesir. Korban menambahkan bahwa hal tersebut sangat mungkin dipergunakan pada hal-hal yang salah, sehingga membuat banyak orang termanipulasi oleh kalimatnya dan membuat korban dari penipuannya yang jadi merasa bersalah pada dirinya sendiri.

Semua ini dikuatkan kembali oleh RF, yang menceritakan hal yang sama pada Tim Informatika di Nabawi Resto pada Rabu, (1/3/2023), yang lalu. Bahwasanya Hilman ini hampir mirip seperti menghipnotis dan orang bisa menerima semua penjelasannya, walau sudah ditipu dengan sedemikian rupa.

Penanganan Oleh Pihak Berwenang
Hampir tak tahu harus berbuat apa untuk mencari jalan keluar dari permasalahannya. Para korban sebelum MH hanya dapat melakukan satu hal agar keluar dari lingkungan diskriminatif ini, yaitu memutuskan resign (mengundurkan diri) dari pekerjaan walau permasalahannya yang tak terselesaikan.

Tetapi, hal ini berbeda dengan salah seorang pekerja yang berteman dengan MH. Dia berani langsung berbicara secara langsung kepada Hilman tentang apa yang salah selama ini dari perbuatannya terhadap para pekerja. Sampai hal yang paling berdampak dari langkahnya memprotes adalah ketika membuat posting-an untuk mengomentari posting-an Loker Serba Lima Ribu di Pasar Mesir Online hingga menjadi ramai jadi perbincangan panas netizen Facebook Masisir.

Screenshot (tangkapan layar) posting-an Facebook

Sebelum semua itu terjadi, pekerja yang berani ini sudah terlebih dahulu melaporkan semua yang ia ketahui tentang apa yang terjadi di Restoran Bumbu Indonesia Cairo kepada salah satu pihak yang berwenang, yaitu Dewan Keamanan dan Ketertiban Mahasiswa (DKKM) PPMI Mesir.

Korban MH juga menjelaskan bahwa itu semua tindakan yang teman pekerja perempuannya lakukan sudah atas izin dan konsultasi langsung kepada DKKM.

Namun hal yang menyayangkan terjadi setelahnya kepada korban MH. Karena mengetahui teman mereka berhasil membuahkan sesuatu saat tak tahu harus mencari keadilan ke mana. Korban mencoba peruntuhan dengan juga melaporkan apa yang terjadi padanya kepada Dewan Keamanan dan Ketertiban Mahasiswa (DKKM) PPMI Mesir. Setelah menyusun rencana untuk bertemu, yang terjadi malah di luar harapan awal MH.

Yang korban ingin dapatkan dari DKKM PPMI Mesir adalah didengarkan permasalahannya dan dibantu mendapatkan solusi terbaik. Namun, pertemuan tersebut malah menjadi ajang perbandingan, problem siapa yang paling berat dan besar dari segi nominalnya.

Korban menambahkan bahwa DKKM yang seharusnya mendengarkan hal-hal yang akan korban sampaikan, tetapi malah korban yang diminta mendengarkan cerita-cerita kasus yang terjadi sebelumnya. Yang itu kerugian yang terdampak lebih besar.

“Problem yang dulu itu sampai investasi bodong dan penipuan pakai Dollar,” dengan sedikit menekan suaranya. Korban menunjukkan betapa menyesal mendengar apa yang DKKM PPMI Mesir sampaikan yang itu tak memberi jalan keluar apa-apa.

Tim Informatika mencoba menghubungi pihak Dewan Keamanan dan Ketertiban Mahasiswa (DKKM) PPMI Mesir untuk menanyakan lebih detail terkait kasus penipuan yang terjadi tahun lalu dan awal tahun ini. Namun, Jawaban yang diberikan DKKM adalah bahwa permasalahan ini tak perlu diberitakan, karena ini adalah masalah lama dan DKKM mengklaim ini sudah selesai.

Namun juga, DKKM menambahkan bahwa masalah ini hanya karena masih ada karena ada satu pihak yang merasa tersakiti terkait masalah pribadi dengan Hilman, dan DKKM mengakui bahwa bagian belum terselesaikan. Untuk itu DKKM menjawab bahwa cukup anggotanya saja yang akan bertindak menyelesaikannya tanpa perlu diberitakan oleh Informatika.

Lantas, apa yang seharusnya korban lakukan untuk dapat menyelesaikan permasalahannya, baik pada apa yang sudah terjadi tahun kemarin, juga apa yang terjadi baru-baru ini? Adakah langkah yang jelas yang bisa diambil oleh para pemangku kebijakan seperti halnya PPMI Mesir hingga KBRI Kairo, agar dapat menyelesaikannya dan mencegah hal seperti ini terulang kembali?

Sangat ditakutkan ke depannya bagi berlangsungnya kehidupan yang damai dalam lingkup Masisir, apabila kita bayangkan masalah ini masih saja berlarut-larut dan tidak keluar dari gunungan lavanya.

 

 

 

 

Reporter: Ardhiya Wahyuningsih, Hazim Vemi Khairy, Muttaqin Said Harahap, Zakiy Abdussalam.
Editor: Muhammad Anda Afkar

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad