Informatika Mesir
Home Hard News Biaya Pembelian Naskah Sentuh Angka 25 Juta Rupiah, Founder Pojok Peradaban: Kita Coba Skema Fund Rising

Biaya Pembelian Naskah Sentuh Angka 25 Juta Rupiah, Founder Pojok Peradaban: Kita Coba Skema Fund Rising

Foto Bersama Narasumber, Miftakhuddin Wibowo (Sumber: Reporter Informatika/Dina, Mariya)

Informatikamesir.net, Kairo – Founder Pojok Peradaban, M. Miftakhuddin Wibowo, Lc, menyatakan dana yang dikucurkan untuk membeli 20 naskah yang dipajang pada “Pameran Musawwadat Ulama Nusantara” menyentuh angka 25 juta rupiah. Uang tersebut didapatkan melalui skema fund rising (penggalangan dana), kepada beberapa pihak baik secara lembaga maupun personal.

“Jadi untuk prototype hanya 25 (Juta rupiah) , sisa (lima juta rupiah) untuk yang lainnya, jadi seperti itu. Alhamdulillah (Red: Ungkapan syukur), kita mencoba untuk skema fund rising (Red: Penggalangan dana), teman-teman bersumbangsih. Ada juga tokoh-tokoh republik Indonesia, tokoh partai di Indonesia, (yang menyumbang),” ujar pria asal Tegal ini.

Namun, selain skema fund rising kepada lembaga atau tokoh di Indonesia, hal yang membuat Miftah Wibowo kagum adalah sumbangan pengusaha asal Malaysia sebesar 30 juta rupiah tanpa harus memberikan feed back (balasan) secara fisik.

“Terus yang bikin kami tersentuh, adalah bantuan dari seorang pengusaha Malaysia, dia ngirim semuanya (uang), tiba-tiba ada pesan masuk, nanya apa visi misi anda? Oke, saya kirim yang anda butuhkan, lalu saya tanyakan, sebagai feed back (balasan) apa nih? Karena besar sekali, 30 juta orang Malaysia, dikasih pribadi, kita alokasikan untuk pembelian naskah semua, dia cuma bilang gini, yang penting mas Miftah semangat menjalani proyek,” terang Miftah berdecak kagum.


Naskah Musawwadat Ulama Nusantara. Sumber(Informatika/Tenra)

Miftah Wibowo juga bercerita tentang sejarah Maktabah Hallaby yang didirikan oleh Syekh Ahmad Hallaby asal Allepo. Adapun alasan memilih Maktabah Hallaby sebagai referensi utama dalam mencari Al-Kutub Al-Jawiyyah (Buku karangan Ulama Asia Tenggara), karena mempunyai katalog lengkap yang memuat nama kitab, pengarang dan harga sehingga memudahkan proses penelusuran karya ulama Nusantara.

“Ternyata Al-Kutub Al-Jawiyyah, saya kira hanya berbahasa Jawi, kalau sekarang Jawi Melayu, daftarnya ada 88 nama kitab, rupanya disitu, ada banyak bahasa, selain bahasa Melayu, ada bahasa Aceh, Sunda dan Bugis. Bahkan kawan saya orang Malaysia, menemukan yang berbahasa Tagalog, Filipina, tapi tulisannya pakai Arab,” pungkas Miftah.

Rangkaian acara “Pameran Musawwadat Ulama Nusantara” Pojok Peradaban bekerja sama dengan Perpustakaan Mahasiswa Indonesia Kairo (PMIK) Mesir, diselenggarakan 26 September sampai 5 Oktober 2023 bertempat di Ruang PMIK Mesir.

 

Reporter: Mariyah Qibthiyah

Editor: Tenra Amin

 

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad