Informatika Mesir
Home Opini Ahsan Naas untuk Ditipu; Maraknya Kasus Penipuan di Masisir

Ahsan Naas untuk Ditipu; Maraknya Kasus Penipuan di Masisir

Ilustrasi penipuan. (Sumber: www.bidikdata.com)

Oleh: Mujahid Sam Dzul Fiqar, Perwakilan DKKM PPMI Mesir

Informatikamesir.net, Kairo—“Inta min eiyn? (Kamu asal mana?)”, “Ana min Andunisya (Aku asal Indonesia)”,“Ahsan naas (Manusia terbaik).”

Oh, tentu saja kita adalah Ahsan Naas; manusia terbaik untuk ditipu. Banyak sekali kita jumpai sebaran di media sosial, seperti WhatsApp dan Facebook, keluhan dan aduan Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) tentang maraknya kasus penipuan, utamanya dalam masalah sewa flat di Kairo.

Hal ini biasanya banyak terjadi pada Mahasiswa Baru (Maba) yang masih polos dan kurang hati-hati dalam bergaul dengan pribumi, bahkan mahasiswa yang sudah terhitung lama di Mesir pun tak luput dari kasus penipuan.

Kasus penipuan ini banyak terjadi disebabkan kurangnya kemampuan berbahasa, kurang waspada dalam bergaul dengan pribumi khususnya dengan Simsar (Penanggung jawab gedung), juga sifat bawaan kebanyakan orang Indonesia yang ‘lembut’, sehingga menjadi celah utama dari lancarnya penipuan.

Dalam Buku Laporan Global Dewan Keamanan dan Ketertiban Masisir (DKKM) masa bakti 2019-2020, tercatat hanya sekitar 7% dari total kasus penipuan yang terjadi di lingkungan Masisir.

Hal ini disebabkan karena ‘Samahah’ yang terlalu tinggi dalam diri korban, juga karena enggan bekerja sama dengan pihak Kekeluargaan Nusantara, DKKM, PPMI Mesir, dan KBRI Kairo, sehingga masalah hanya selesai begitu saja. Hanya segelintir saja yang mau bekerja sama dengan pihak terkait.

Awal Januari lalu pihak DKKM telah melakukan investigasi terkait kasus penipuan oleh Simsar yang ada di Darrasah. Ada dua “Mafia” besar di Darrasah yang menguasai dunia per-Simsar-an yang selalu mendengungkan bahwa mereka adalah perpanjangan tangan dari pemerintah.

Bahkan ada salah satu Simsar kelas teri yang pernah menyampaikan pada pihak DKKM bahwa biasanya mereka membawa temannya yang bekerja di kepolisian untuk menakut-nakuti mahasiswa, kadang juga dia sering bilang bahwa ia adalah Abul Waafidiin. Ada pun Simsar yang lain hanya kelas teri yang juga menggunakan modus yang sama.

Oleh sebab itu, masalah ini hendaknya jadi perhatian kita bersama. Diperlukan kekompakan dan kerja sama semua elemen yang ada dalam Masisir dan KBRI Kairo untuk bersatu melawan penipuan. Jangan merasa gengsi untuk meminta tolong, dan jangan sungkan untuk melapor kepada pihak terkait bila ada gelagat mencurigakan yang menjurus pada penipuan.

Meski sudah banyak kasus, namun banyak Masisir yang belum mau belajar dari kasus-kasus yang ada, jangan menunggu giliran baru tersadar. Dahulu senior memberikan dua prinsip dalam bergaul dengan pribumi, “Jangan percaya siapa pun kecuali Masyayikh, dan ingat bahwa mereka tidak membantumu, kecuali mengharapkan upah darimu!”.

Dalam hal ini, DKKM meminta kerja sama seluruh Masisir agar dapat mempermudah tugas yang diamanahkan kepada kami, dan untuk selanjutnya kami rasa diperlukan adanya biro khusus yang ditugaskan untuk mengurusi masalah penyewaan rumah, sehingga dapat mengurangi kasus penipuan oleh Simsar dan tuan rumah. Juga diperlukan adanya pendataan dan pemetaan tempat tinggal Masisir. Hal ini menjadi PR bagi kita semua.

Editor: Defri Cahyo Husain

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad