Informatika Mesir
Home Hard News Adakan Seminar Deradikalisme bersama BNPT, PCINU Mesir: 12 % Masisir Tertarik Paham Radikalisme

Adakan Seminar Deradikalisme bersama BNPT, PCINU Mesir: 12 % Masisir Tertarik Paham Radikalisme

Lembaga Riset PCINU Mesir bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar seminar deradikalisme yang bertemakan ‘Mengapa Harus Radikal? Masalah dan Solusinya’ di Aula Syekh Ibrahim Humrusy, Fakultas Bahasa Arab, Universitas Al-Azhar, Kairo, Kamis (01/03). [Informatika/Ahmad Ramadhan Hasan]

Kairo, Informatikamesir.com — Lembaga Riset PCINU Mesir bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar seminar deradikalisme yang bertemakan ‘Mengapa Harus Radikal? Masalah dan Solusinya’ di Aula Syekh Ibrahim Humrusy, Fakultas Bahasa Arab, Universitas Al-Azhar, Kairo, Kamis (01/03). Kegiatan ini dibuka langsung oleh Rois Syuriyah PCINU KH. Mukhlason Jalaludin,  Lc., MM dan dengan pembicara oleh Irjen (Pol) Hamidin (Deputi Kerjasama Internasional), Brigjen (Pol) Hamli (Direktur Pencegahan), Brigjen (Mar) Yuniar Ludfi (Direktur Perangkat Hukum Internasioonal), Ahmad Faris, Lc., S.S.I (Mahasiswa S2 Univ. Al-Azhar) dan Alfan Khumaidi, Lc (Mahasiswa S2 Institut Studi Islam Kairo).  

Dalam seminar umum ini dipaparkan bagaimana genealogi radikalisme tumbuh dalam ideologi-ideologi di lingkungan masyarakat. Mulai dari pemaparan Alfan Khumaidi yang mengatakan bahwa radikalisme ini berawal dari kesalahan dalam memahami teks agama. Alfan mengatakan, di dalam Islam benih-benih radikalisme ini telah terjadi pada masa Nabi SAW yaitu bagaimana khawarij mencela Nabi Muhammad SAW dalam pembagian harta rampasan perang dan atas sikap tersebut baginda Nabi marah besar kepada mereka. Dalam perjalanannya kaum khawarij menganggap mayoritas kaum muslim telah keluar dari jalan kebenaran sebagaimana yang terjadi pada masa khalifah Ali. Dengan dasar anggapan ini pula mereka tidak segan-segan membunuh kaum muslim yang bukan golongan mereka. Siapa pun yang bukan golongan mereka, mereka anggap telah kafir.

Menurut Ahmad Faris, Direktur Riset PCINU Mesir, benih radikalisme ini bukan hanya dari pemahaman yang keliru terhadap teks, lebih dari itu menurutnya bahwa salah dalam memilih guru pun bisa berpengaruh besar menumbuhkan ideologi radikalisme ini. Pendapat Direktur Riset PCINU Mesir ini dikuatkan dengan penelitiannya pada kurun waktu 2015-2016 dengan mengadakan penelitian kuantitatif dengan responden Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir) sendiri. Ahmad Faris memaparkan bahwa terdapat 12 persen dari hasil penelitiannya mengatakan bahwa Masisir tertarik pada paham radikalisme.
Foto peserta seminar deradikalisme PCINU Mesir.


Selanjutnya Brigjen (Pol) Hamli, Direktur Pencegahan BNPT menanggapi dua pembicara tersebut dan mengatakan bahwa apa yang dikatakan oleh Alfan Khumaidi dan Ahmad Faris itu seperti ciri-ciri fenomena radikalisme yang selama ini terjadi di Indonesia. Ia mengatakan hal tersebut berdasarkan survei yang dilakukan dengan responden para pelaku terorisme di Indonesia dan sebanyak 45 %, terorisme mereka ini disebabkan oleh salah dalam memahami teks agama. Melihat fenomena ini, Brigjen Hamli dalam kesempatan ini berpesan agar 12 % yang telah dihasilkan dari riset tersebut diminimalisasi. Ia berharap kepada NU dan Muhammadiyah dan juga ormas-ormas lainnnya untuk berjibaku bersama BNPT dalam menuntaskan ancaman kemanusiaan ini.

Dalam acara ini hadir juga Duta Besar RI, Helmy Fauzy didampingi oleh Atase Pertahan KBRI Kairo. Dalam kesempatan ini Dubes berpesan agar para mahasiswa hati-hati dalam memilih ajaran di Mesir. Ia berharap agar para mahasiswa mempelajari ajaran yang mengedepankan kemanusian daripada pertumpahan darah. Ia juga berpesan agar mahasiswa meniru guru-guru bangsa, para pendiri negara dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Reporter: Abdul Fatah Amrullah

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad